Tragedi Sungai Pemali: Bocah 10 Tahun Tewas Tenggelam, Jenazah Ditemukan 33 Km dari Lokasi Kejadian
Tragedi Sungai Pemali: Bocah 10 Tahun Tewas Tenggelam, Jenazah Ditemukan 33 Km dari Lokasi Kejadian
Tragedi mengenaskan menimpa Moh. Nafaz Abizar (10), bocah asal Desa Wanacala, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Nafaz ditemukan meninggal dunia setelah empat hari pencarian intensif, jenazahnya ditemukan sejauh 33 kilometer dari lokasi ia dilaporkan tenggelam di Sungai Pemali. Kejadian nahas ini menambah catatan duka sekaligus menjadi peringatan akan bahaya bermain di sekitar sungai, terutama saat musim hujan.
Insiden tersebut bermula pada Selasa (10/03/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Nafaz tengah bermain pasir di tepi Sungai Pemali bersama tiga temannya, Reza (13), Danis Fairus (10), dan Arfan (11). Saat asyik bermain, Nafaz terpeleset dan jatuh ke sungai. Arus sungai yang deras langsung menyeretnya ke tengah. Ketiga temannya mencoba menolong dengan menggunakan kayu, namun upaya tersebut gagal karena derasnya arus. Ketiga anak tersebut kemudian berlari ke desa untuk meminta bantuan.
Upaya pencarian melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim SAR gabungan dari Basarnas Cilacap, BPBD Brebes, dan relawan masyarakat. Pencarian yang dilakukan sejak Senin (10/03/2025) hingga Kamis (13/02/2025) ini melibatkan berbagai metode, mulai dari penyisiran menggunakan perahu karet hingga body rafting. Brian, perwakilan tim Basarnas Cilacap, menyatakan bahwa pencarian intensif selama empat hari akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya jenazah korban pada Kamis (13/02/2025) sejauh 33 kilometer dari titik awal kejadian.
Sunadi (56), perangkat Desa Wanacala, turut menjelaskan kronologi kejadian dan mengkonfirmasi bahwa korban merupakan pelajar di sekolah setempat. Ia menekankan betapa derasnya arus sungai yang menyulitkan upaya penyelamatan. Kecepatan arus sungai yang deras dan kuat tersebut membuat korban terseret hingga jarak yang cukup jauh.
Koordinator SAR Brebes, Waryadi, menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati, khususnya bagi orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka saat bermain di sekitar sungai, terutama selama musim hujan. Debit air sungai yang meningkat pesat selama musim hujan meningkatkan potensi bahaya, dan arus yang deras dapat sangat berbahaya bagi siapa saja yang berada di dekatnya.
Dengan ditemukannya jenazah Nafaz, operasi pencarian resmi dihentikan. Jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu waspada dan mengutamakan keselamatan, terutama saat berada di sekitar aliran sungai yang berpotensi bahaya.
Kesimpulan:
Tragedi tenggelamnya Moh. Nafaz Abizar menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan orang tua dan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bahaya di sekitar sungai, khususnya saat musim hujan. Kerja sama Tim SAR gabungan patut diapresiasi dalam upaya pencarian yang intensif dan akhirnya berhasil menemukan jenazah korban.