Suliatin: Jaga Tradisi Jajan Pasar di Tengah Dominasi Kuliner Modern

Suliatin: Jaga Tradisi Jajan Pasar di Tengah Dominasi Kuliner Modern

Di tengah geliat kuliner modern yang didominasi jajanan instan, Suliatin (57) teguh mempertahankan tradisi jajanan pasar. Selama lebih dari 15 tahun, wanita asal Pasuruan ini setia menjajakan aneka kue tradisional di GOR Untung Suropati, Jalan Sultan Agung. Setiap sore, terutama selama bulan Ramadhan, ia menata tujuh tatakan berisi cenil, gatot, ketan hitam, belendung, lepet, sawut, dan kelepon, menawarkan aroma dan cita rasa masa lalu yang kian jarang ditemukan. Kepiawaiannya dalam meracik resep turun-temurun ini menarik pelanggan setia yang merindukan kelezatan jajanan tradisional.

Suliatin memulai usaha ini bukan dari niat besar. Awalnya, ia hanya membuat kue untuk konsumsi keluarga. Namun, permintaan dari tetangga dan teman mendorongnya untuk berjualan secara lebih serius sejak tahun 2010. Kini, usaha rumahannya menjadi pilihan bagi mereka yang mencari alternatif takjil sehat di bulan Ramadhan. Pelanggannya didominasi oleh generasi yang lebih tua, yang merasakan nostalgia dan kenangan masa kecil lewat jajanan pasar ini. Beberapa jenis kue, seperti serabi dan petulo, bahkan merupakan titipan dari perajin lain, memperluas variasi pilihan bagi konsumen.

Keunikan jajanan Suliatin terletak pada cita rasanya yang autentik dan bahan-bahannya yang alami. Ia secara tegas menghindari penggunaan minyak dan penyedap rasa, sehingga jajanan pasar buatannya menawarkan alternatif yang lebih sehat di tengah melimpahnya makanan instan yang tinggi garam dan gula. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi mereka yang sadar akan kesehatan. Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per bungkus, tergantung jenis dan isi.

Para pembeli pun mengungkapkan apresiasi mereka. Maisyaroh, misalnya, mengaku sengaja mencari jajanan pasar Suliatin karena ingin variasi takjil yang lebih sehat dari gorengan. Ia menyukai blendung (kudapan jagung) dan sawut (parutan ubi). Sementara Agus Suyanto lebih memilih paket lengkap jajanan pasar dengan gula jawa, mengingatkannya pada kenangan bancaan (hajatan) di masa kecil. Respon positif dari pelanggan ini menjadi bukti nyata bahwa jajanan pasar masih memiliki tempat di hati masyarakat, meski persaingan dengan kuliner modern semakin ketat.

Suliatin menyadari bahwa jajanan pasar bukan pilihan utama generasi muda. Namun, ia tetap optimis. Ia percaya bahwa rasa autentik dan kesehatan yang ditawarkan akan tetap memikat pelanggan, menjaga kelangsungan tradisi kuliner Indonesia. Keberhasilan Suliatin bukan hanya soal keuntungan finansial, tetapi juga peran pentingnya dalam melestarikan warisan kuliner lokal di tengah arus globalisasi.

Daftar Jajanan Pasar yang Dijual Suliatin:

  • Cenil
  • Gatot
  • Ketan Hitam
  • Belendung
  • Lepet
  • Sawut
  • Kelepon
  • Serabi
  • Petulo