Pertumbuhan Sektor Tekstil dan Alas Kaki RI Tahan Banting Meski Hadapi Tantangan Penutupan Pabrik

Pertumbuhan Sektor Tekstil dan Alas Kaki RI Tahan Banting Meski Hadapi Tantangan Penutupan Pabrik

Meskipun dibayangi kabar penutupan sejumlah pabrik tekstil, kinerja sektor industri tekstil dan alas kaki di Indonesia menunjukkan ketahanan yang mengesankan. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa periode Januari dan Februari 2025 di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Pertumbuhan positif sektor ini menjadi bukti resiliensi ekonomi Indonesia di tengah berbagai tantangan global.

Sri Mulyani memaparkan, sepanjang tahun 2024, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menorehkan pertumbuhan sebesar 4,3%, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023 yang mencatatkan angka minus 2%. Kenaikan ini terjadi meskipun Indonesia menghadapi kasus kebangkrutan perusahaan tekstil besar seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Keberhasilan ini menunjukkan kapasitas adaptasi dan daya saing industri TPT dalam negeri yang mampu mengatasi hambatan internal.

Lebih lanjut, Menteri Keuangan menjelaskan kinerja positif juga terlihat pada sektor industri alas kaki, yang bahkan mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi, yakni 6,8% di tahun 2024. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 2023 yang tercatat minus 0,3%. Pertumbuhan signifikan kedua sektor ini berkontribusi pada peningkatan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur RI pada Februari 2025 yang mencapai angka ekspansi 53,6. Hampir seluruh komponen PMI menunjukkan tren positif, kecuali ekspor yang tercatat di angka 49,4.

Rincian komponen PMI manufaktur yang menunjukkan pertumbuhan positif antara lain:

  • Output: 54,4
  • Total permintaan: 54,8
  • Total tenaga kerja: 53
  • Stok barang jadi: 51,7
  • Stok input produksi: 54,1

Data tersebut menunjukkan optimisme pelaku industri dalam negeri. Tingginya angka stok input produksi mengindikasikan kesiapan industri untuk meningkatkan produksi, sebuah indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut, ekspor industri TPT dan alas kaki pada Februari 2025 juga menunjukkan tren pertumbuhan yang menggembirakan. Ekspor alas kaki tumbuh signifikan hingga 17%, sementara ekspor tekstil naik 3,8%.

Menanggapi kekhawatiran akan potensi krisis ekonomi akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor tekstil, Sri Mulyani menegaskan bahwa data kinerja ekspor menunjukkan sebaliknya. Industri masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat, didukung pula oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang mencapai 4,96%. Upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai kebijakan, seperti menurunkan administered price dan memberikan diskon listrik, turut berkontribusi pada stabilitas ekonomi dan mencegah potensi krisis.

Kesimpulannya, kinerja positif sektor TPT dan alas kaki di tengah tantangan menunjukkan resiliensi ekonomi Indonesia. Kombinasi dari kinerja ekspor yang kuat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga, dan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran telah berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan di sektor manufaktur, meskipun menghadapi beberapa kendala seperti penutupan beberapa pabrik tekstil.