THR 20 Persen untuk Pengemudi Ojol: Ketidakpastian dan Harapan di Lebak, Banten
THR 20 Persen untuk Pengemudi Ojol: Ketidakpastian dan Harapan di Lebak, Banten
Para pengemudi ojek online (ojol) di Kabupaten Lebak, Banten, masih diliputi ketidakpastian terkait kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) 20 persen yang dijanjikan pemerintah. Meskipun kabar gembira mengenai adanya THR telah beredar, kekurangan informasi mengenai mekanisme penghitungan dan pencairannya menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran di kalangan para pengemudi. Informasi yang simpang siur, yang sebagian besar diperoleh dari media sosial dan televisi, membuat mereka semakin gelisah menantikan kepastian.
Teguh, seorang pengemudi ojol di Rangkasbitung, mewakili keresahan banyak rekan seprofesinya. "Masih bingung, sampai sekarang enggak jelas, kapan turunnya, hitungannya berapa," ujarnya mengungkapkan kegelisahannya pada Kamis (13/2/2025). Ia mengaku belum menerima informasi resmi dari pihak aplikator terkait besaran dan mekanisme pencairan THR. Bahkan, upaya untuk meminta klarifikasi kepada koordinator wilayah pun menemui jalan buntu karena mereka juga mengaku belum mendapatkan informasi yang pasti. "Yang di atas saja masih belum tahu, apalagi kami ini yang di lapangan," tambahnya dengan nada kecewa.
Ketidakjelasan tersebut diperparah dengan informasi yang menyebutkan besaran THR sebesar 20 persen dari rata-rata pendapatan. Namun, belum ada kejelasan apakah perhitungan tersebut berdasarkan pendapatan bulanan atau tahunan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para pengemudi yang pendapatannya fluktuatif, bergantung pada jumlah penumpang dan kondisi ekonomi. Abidin, pengemudi ojol lainnya, mengungkapkan sentimen serupa. "Memang kita sudah dapat info kalau bakal dapat 20 persen, tapi penghitungannya gimana? Pendapatan kita kan turun naik tidak menentu," katanya. Meskipun demikian, Abidin tetap berharap jumlah THR yang diterima dapat memenuhi ekspektasi dan meringankan beban ekonomi selama Lebaran.
Sopian, pengemudi ojol lainnya, mengungkapkan dilema antara harapan dan kekhawatiran. Ia mengaku keluarganya telah mendengar kabar mengenai THR, namun kekhawatiran akan kegagalan menerima THR justru lebih besar. "Keluarga di rumah sudah pada dengar soal THR ini, saya khawatir malah enggak dapat, sedih nanti mereka," tuturnya dengan nada khawatir. Lebih lanjut, Sopian juga cemas jika perhitungan THR 20 persen ini akan dikaitkan dengan performa atau jumlah penumpang yang dilayani. "Kondisi saat ini jumlah trip cenderung menurun, hari ini saja sampai sore saya baru dapat dua penumpang," imbuhnya, menunjukkan kenyataan pahit yang dihadapi para pengemudi ojol di lapangan.
Ketidakpastian mengenai THR ini tentu menimbulkan keresahan yang mendalam bagi para pengemudi ojol di Lebak. Mereka berharap pihak aplikator segera memberikan kejelasan dan transparansi terkait kebijakan THR ini, sehingga para pengemudi dapat merayakan Lebaran dengan tenang dan tanpa beban.
Berikut poin-poin penting yang perlu segera dijelaskan oleh pihak aplikator:
- Mekanisme penghitungan THR: Apakah berdasarkan pendapatan bulanan atau tahunan?
- Kriteria penerima THR: Apakah ada kriteria khusus yang harus dipenuhi?
- Jadwal pencairan THR: Kapan THR akan dicairkan?
- Prosedur pengaduan: Bagaimana mekanisme pengaduan jika terjadi kendala dalam pencairan THR?