Sekolah Rakyat: Inisiatif Pendidikan Baru untuk Warga Miskin Ekstrem
Sekolah Rakyat: Inisiatif Pendidikan Baru untuk Warga Miskin Ekstrem
Pemerintah Indonesia berencana meluncurkan program Sekolah Rakyat pada tahun ajaran baru 2025 mendatang. Program pendidikan khusus ini dirancang untuk menjangkau masyarakat miskin dan miskin ekstrem, memberikan mereka akses ke pendidikan yang lebih baik. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menjelaskan bahwa program ini akan memanfaatkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk mengidentifikasi calon siswa yang memenuhi kriteria. Prioritas utama diberikan kepada warga yang masuk dalam desil 1 (kategori miskin ekstrem) di sekitar lokasi sekolah. Jika kuota dari desil 1 telah terpenuhi, barulah calon siswa dari desil 2 akan dipertimbangkan. Langkah ini memastikan bahwa bantuan pendidikan tepat sasaran dan menjangkau mereka yang paling membutuhkan.
Kurikulum Sekolah Rakyat masih dalam tahap finalisasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kemendikbudristek tengah mengkaji kemungkinan integrasi antara kurikulum nasional dan internasional, atau bahkan mengadopsi kurikulum sekolah unggulan. Perdebatan juga masih berlangsung mengenai jenjang pendidikan yang akan ditawarkan, apakah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Gus Ipul menjelaskan, pilihan antara SMA dan SMK akan mempengaruhi arah pengembangan siswa setelah lulus. SMK akan membekali siswa dengan keterampilan kerja langsung, sementara SMA akan memfasilitasi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Pemerintah berencana untuk mengkombinasikan kedua pendekatan ini agar dapat mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan setiap siswa.
Sekolah Rakyat direncanakan akan dibangun di berbagai wilayah Indonesia, tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. Pembangunan sekolah ini akan memanfaatkan jaringan dan infrastruktur Kementerian Sosial yang sudah tersebar di berbagai daerah, termasuk di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Medan. Meskipun target peluncuran adalah tahun ajaran baru 2025, beberapa aspek program masih dalam tahap simulasi dan penyempurnaan. Pemerintah tengah mempertimbangkan mekanisme penerimaan siswa baru, apakah akan dilakukan secara serentak atau bertahap, tergantung pada kesiapan infrastruktur dan fasilitas di masing-masing lokasi.
Sebelum memulai pembelajaran formal, siswa akan mengikuti masa orientasi atau matrikulasi selama beberapa bulan. Program orientasi ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa dengan memberikan pelatihan keterampilan dasar, seperti pelatihan bahasa asing (Inggris, Arab, atau Mandarin) yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan potensi karir. Pelatihan ini akan membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru dan meningkatkan kesiapan mereka sebelum memasuki kurikulum inti. Dengan demikian, diharapkan program Sekolah Rakyat dapat memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem di Indonesia, serta membuka peluang ekonomi dan sosial bagi para siswanya.