Banjir Arthera Hill 2 Bekasi: Sistem Drainase Dikritik, Pengembang Janji Perbaikan
Banjir Arthera Hill 2 Bekasi: Sistem Drainase Dikritik, Pengembang Janji Perbaikan
Banjir yang melanda perumahan Arthera Hill 2 di Bekasi pada awal Maret 2025 lalu, menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas sistem manajemen air di kawasan tersebut. Peristiwa yang menyebabkan genangan air hampir mencapai atap rumah ratusan warga ini, telah mendorong PT Prisma Inti Propertindo, pengembang Arthera Hill 2, untuk memberikan penjelasan. Pihak pengembang menyatakan bahwa perumahan yang dibangun sejak 2021 ini sebelumnya belum pernah mengalami banjir signifikan, bahkan saat curah hujan tinggi. Mereka mengklaim telah membangun sistem drainase yang lengkap, termasuk saluran induk, saluran kavling, water pond (kolam retensi) berkapasitas 2.257 m² (2% dari luas perumahan), dan tanggul penahan air. Sistem ini, menurut mereka, dilengkapi dengan dua unit pompa air untuk membantu mengalirkan air dari water pond ke kali terdekat.
Namun, penjelasan tersebut mendapat tantangan dari warga terdampak. Seorang warga, Adam, mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi bukanlah yang pertama. Ia menyebutkan setidaknya lima kali banjir telah melanda kawasan tersebut sejak tahap pertama Arthera Hill 2 dihuni, dengan dua kejadian terakhir hanya berselang empat hari. Banjir tersebut, menurut Adam, mencapai ketinggian sekitar tiga meter dan merendam hampir 300 rumah. Ia mempertanyakan keefektifan water pond yang menurutnya meluap hanya dalam waktu setengah jam setelah hujan deras, dan mendesak adanya perbaikan pada sistem, khususnya tanggul yang terbuat dari tanah dan dinilai kurang kokoh untuk menahan luapan air dari Kali Cikarang.
Manajer Perizinan dan Sertifikasi PT Prisma Inti Propertindo, Ratna Damayanti, dalam keterangan tertulis, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi disebabkan oleh debit air yang sangat tinggi dari hulu akibat hujan lebat di wilayah Bogor dan sekitarnya. Kondisi ini, menurut Ratna, mengakibatkan banjir di berbagai daerah, termasuk Arthera Hill 2. Meskipun demikian, ia memastikan kondisi di perumahan tersebut kini telah pulih. Sementara itu, pihak Humas PT Prisma Inti Propertindo, Cahyo, menambahkan bahwa mereka telah dan akan terus meningkatkan infrastruktur dan sistem drainase, serta berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Mereka juga menekankan komitmen untuk menjaga komunikasi dengan warga guna mencari solusi yang efektif. Perbaikan ini akan mencakup evaluasi keseluruhan sistem manajemen air, termasuk kapasitas water pond, ketinggian tanggul, dan perkuatan infrastruktur drainase.
Meskipun pihak pengembang menyatakan telah memenuhi standar, kesaksian warga dan fakta terulangnya banjir beberapa kali menimbulkan pertanyaan mendalam terkait perencanaan dan implementasi sistem drainase di Arthera Hill 2. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perencanaan tata ruang yang komprehensif, mempertimbangkan kapasitas sistem drainase menghadapi kejadian ekstrem, serta perlunya transparansi dan akuntabilitas dari pihak pengembang dalam menghadapi permasalahan yang timbul.
Kesimpulan: Peristiwa banjir di Arthera Hill 2 menyoroti pentingnya perencanaan infrastruktur yang handal dan berkelanjutan, khususnya dalam konteks perubahan iklim dan peningkatan intensitas curah hujan. Respon dari pihak pengembang, meskipun menyatakan komitmen untuk perbaikan, perlu dipantau dan dievaluasi secara ketat untuk memastikan efektivitasnya dalam mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang. Keterlibatan aktif warga dan pengawasan dari pemerintah daerah juga sangat penting untuk memastikan terwujudnya solusi yang berkelanjutan dan memberikan rasa aman bagi penghuni Arthera Hill 2.