Tegasnya Polri dalam Kasus Narkoba dan Asusila Mantan Kapolres Ngada: Apresiasi dan Catatan dari Ahli Hukum

Tegasnya Polri dalam Kasus Narkoba dan Asusila Mantan Kapolres Ngada: Apresiasi dan Catatan dari Ahli Hukum

Langkah tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menangani kasus narkoba dan asusila yang melibatkan mantan Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, menuai apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Aan Eko Widiarto, ahli hukum Universitas Brawijaya. Aan memberikan pujian atas tindakan cepat dan tegas Polri dalam memproses AKBP Fajar baik melalui jalur etik maupun pidana, hingga penetapannya sebagai tersangka.

Namun, di tengah apresiasi tersebut, Aan juga menyampaikan catatan penting. Ia menyoroti fakta bahwa pengungkapan kasus kejahatan serius ini bermula dari laporan kepolisian Australia, bukan inisiatif internal Polri. Menurutnya, kasus seberat ini, yang menyangkut martabat bangsa di mata internasional, seharusnya bisa terdeteksi dan ditangani lebih cepat oleh aparat penegak hukum dalam negeri. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan kapasitas dan kewaspadaan internal Polri dalam mendeteksi dan menangani kejahatan transnasional.

"Ke depan, untuk kejahatan serius seperti ini, terutama yang berdampak pada citra Indonesia di dunia internasional, kita berharap proses pengungkapan kasus berasal dari penyelidikan internal Polri, bukan laporan dari pihak luar," ujar Aan. Ia menekankan pentingnya proaktifitas Polri dalam mencegah dan mengungkap kasus serupa agar tidak terulang di masa mendatang. Hal ini juga untuk menghindari anggapan bahwa penegakan hukum hanya berjalan efektif setelah adanya viralitas atau tekanan dari luar negeri.

Lebih lanjut, Aan berharap Polri terus berkomitmen dalam melindungi hak asasi manusia dan memberikan jaminan hukum yang adil kepada masyarakat. Ia menggarisbawahi pentingnya membangun kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian, dan menghindari persepsi negatif yang dapat merugikan citra Polri. Penting bagi Polri untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai koridor yang benar dan transparan, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum tetap terjaga.

Di sisi lain, Kapolri Jenderal Sigit Prabowo telah menegaskan komitmennya untuk menindak tegas kasus ini. Dalam jumpa pers di Mabes Polri, AKBP Fajar yang mengenakan baju tahanan dan bermasker hitam ditampilkan sebagai bukti keseriusan Polri dalam menangani kasus tersebut. Karowabprof Divpropam Polri Brigjen Agus Wijayanto juga menegaskan kembali komitmen Polri yang tidak pandang bulu dalam penegakan hukum, tanpa terkecuali bagi anggota Polri sendiri. Penetapan tersangka dan penahanan terhadap AKBP Fajar merupakan bukti nyata komitmen tersebut.

Secara keseluruhan, penanganan kasus ini menjadi momentum penting bagi Polri untuk melakukan evaluasi internal dan meningkatkan kapasitasnya dalam menangani kejahatan serius, khususnya yang bersifat transnasional. Langkah tegas yang diambil, sekaligus catatan kritis dari ahli hukum, diharapkan dapat menjadi pembelajaran berharga bagi institusi kepolisian dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan hukum secara adil dan transparan.

Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Apresiasi terhadap tindakan tegas Kapolri.
  • Catatan penting terkait asal usul laporan kasus dari kepolisian Australia.
  • Pentingnya peningkatan kapasitas dan kewaspadaan internal Polri.
  • Harapan akan peningkatan perlindungan HAM dan jaminan hukum yang adil bagi masyarakat.
  • Penegasan komitmen Polri yang tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum.
  • Momentum evaluasi internal dan peningkatan kapasitas Polri.