Stroke di Usia Muda: Kisah Phoebe dan Peringatan Bahaya Kolitis Ulseratif

Stroke di Usia Muda: Kisah Phoebe dan Peringatan Bahaya Kolitis Ulseratif

Seorang wanita muda asal Inggris, Phoebe O'Shaughnessy, mengalami peristiwa yang menggemparkan: stroke pada usia 21 tahun. Kejadian ini menyoroti bahaya yang terkadang tidak disadari dari penyakit radang usus, khususnya kolitis ulseratif, dan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala-gejala yang mungkin mengindikasikan kondisi medis serius. Kisah Phoebe menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang tidak biasa.

Awal mula penderitaan Phoebe dimulai dengan sakit kepala yang berlangsung selama empat hari. Sakit kepala ini, awalnya dianggap biasa, semakin intensif hingga membuatnya tak mampu menelan obat penghilang rasa sakit. Keparahan sakit kepala tersebut memaksa ibunya untuk membawanya ke Rumah Sakit Maidstone, Kent. Di rumah sakit, kondisi Phoebe memburuk secara drastis. Ia mengalami kejang tanpa sebab dan kehilangan kemampuan berbicara. Pemeriksaan CT scan mengungkapkan diagnosa yang mengejutkan: stroke. Selama empat hari kritis, Phoebe harus mengandalkan selang makan untuk bertahan hidup. Kejadian ini menjadi titik balik dalam hidupnya, mengubah segalanya secara tiba-tiba dan tak terduga.

Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, terungkap bahwa stroke yang dialami Phoebe merupakan jenis trombosis sinus vena serebral (CVST), sebuah jenis stroke yang relatif langka, diakibatkan oleh bekuan darah di sinus vena otak. Lebih mengejutkan lagi, penyebab utama CVST yang dialaminya adalah kolitis ulseratif, penyakit radang usus yang telah dideritanya sejak September 2019. Kolitis ulseratif, yang ditandai dengan peradangan dan tukak pada lapisan usus, telah menyebabkan Phoebe mengalami gejala seperti muntah dan membutuhkan pengobatan yang intensif. Meskipun demikian, hubungan antara kolitis ulseratif dan risiko stroke CVST jarang diprediksi dan menjadi pelajaran berharga bagi dunia medis.

Selama 21 hari, Phoebe menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Awalnya dirawat di unit stroke hiperakut, kemudian dipindahkan ke unit stroke akut setelah kondisinya membaik dan ia mampu berjalan dan berbicara kembali. Perjalanan pemulihannya panjang dan penuh tantangan, namun keteguhan hati dan dukungan keluarga membantunya melewati masa sulit tersebut. Kini, pada usia 22 tahun, Phoebe telah pulih dan dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Pengalaman traumatis ini telah mengubah hidup Phoebe. Ia bertekad untuk berbagi kisahnya agar menjadi peringatan bagi orang lain. Pesan penting yang ingin disampaikan Phoebe adalah kewaspadaan terhadap gejala-gejala penyakit radang usus dan pentingnya konsultasi medis segera jika mengalami gejala yang tidak biasa. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius, seperti stroke, yang dapat mengancam jiwa. Kasus Phoebe menunjukkan betapa pentingnya peran deteksi dini dalam mencegah kondisi medis yang parah dan memberikan kesempatan untuk menjalani hidup yang sehat dan penuh.

Berikut beberapa poin penting dari pengalaman Phoebe:

  • Sakit kepala yang berlangsung selama beberapa hari bisa menjadi indikasi masalah serius.
  • Penderita penyakit radang usus perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala-gejala yang muncul.
  • Konsultasi medis segera sangat penting untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
  • Stroke dapat terjadi pada usia berapa pun, bahkan pada usia muda.
  • Kolitis ulseratif dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk stroke.

Kisah Phoebe merupakan cerminan betapa pentingnya kesehatan dan kewaspadaan. Semoga kisahnya dapat menginspirasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat luas untuk selalu memprioritaskan kesehatan dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan.