Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta: 5,6 Ton Garam Disemai untuk Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta: Upaya Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menyelesaikan operasi modifikasi cuaca (OMC) selama tiga hari, dari tanggal 11 hingga 13 Maret 2025. Sebanyak 5,6 ton garam (NaCl) disebarluaskan ke langit Jakarta sebagai upaya proaktif untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi yang diprediksi akan melanda wilayah tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari strategi mitigasi yang lebih luas, bukan solusi tunggal untuk mengatasi potensi ancaman tersebut. Michael Sitanggang, Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025, menegaskan bahwa OMC berfungsi sebagai alat bantu dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Operasi yang melibatkan kerjasama antara BPBD DKI Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI) ini, telah melibatkan tujuh sortie penyemaian selama total 5 jam 10 menit. Pada hari ketiga, dua sortie dilakukan, masing-masing menggunakan 1,6 ton garam, dengan fokus pada wilayah Selat Sunda dan perairan di sekitar Ujung Kulon. Sortie pertama menargetkan Selat Sunda dan Perairan Barat Daya Ujung Kulon, sementara sortie kedua difokuskan pada Selat Sunda dan Perairan Selatan Ujung Kulon. Pemilihan lokasi penyemaian didasarkan pada analisis kondisi atmosfer untuk memaksimalkan efektivitas operasi dan meminimalisir dampak negatif di area lain.

Analisis BMKG Mendukung Operasi Modifikasi Cuaca

Analisis BMKG mendukung pelaksanaan OMC. Plt Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menjelaskan bahwa analisis dinamika atmosfer menunjukkan potensi hujan ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk posisi Madden-Julian Oscillation (MJO) di kuadran 2 (Samudra Hindia), yang meskipun melewati Jawa bagian barat, tetap berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut, diperkuat oleh keberadaan monsun Asia. Selain itu, kelembaban udara yang diperkirakan mencapai 55-100 persen menunjukkan kondisi udara yang cukup basah, meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat pada tanggal 14-16 Maret 2025.

Kerjasama Antar Instansi dan Teknologi yang Digunakan

Keberhasilan OMC ini tidak terlepas dari kerjasama yang solid antara berbagai instansi terkait. Koordinasi yang efektif antara BPBD DKI Jakarta, BMKG, TNI AU, dan PT RAI memastikan pelaksanaan operasi berjalan lancar dan efisien. Penggunaan teknologi terkini dalam penentuan lokasi penyemaian dan pemantauan hasil juga berperan penting dalam optimalisasi operasi. Data yang dikumpulkan selama operasi akan dievaluasi secara komprehensif untuk meningkatkan efektivitas OMC di masa mendatang.

Kesimpulan

Operasi modifikasi cuaca yang dilakukan di Jakarta merupakan langkah penting dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi. Dengan memanfaatkan teknologi dan kerja sama antar instansi, diharapkan dampak negatif dari potensi hujan lebat dapat diminimalisir, menjaga keselamatan dan keamanan warga Jakarta. Evaluasi berkelanjutan terhadap operasi ini akan sangat penting untuk meningkatkan kesiapan menghadapi tantangan serupa di masa depan.