Polri Dalami Motif Asusila Eks Kapolres Ngada, Tersangka Diyakini Tahu Kebenarannya

Polri Dalami Motif Asusila Eks Kapolres Ngada, Tersangka Diyakini Tahu Kebenarannya

Proses penyidikan terhadap AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, mantan Kapolres Ngada yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus asusila terhadap anak, terus bergulir. Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat ini tengah berupaya mengungkap motif di balik tindakan asusila yang dilakukan oleh mantan perwira tinggi tersebut. Meskipun tersangka telah ditahan di Rutan Bareskrim Polri, mengungkap motif kejahatan tersebut terbukti menjadi tantangan tersendiri bagi penyidik.

Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menjelaskan bahwa motif kejahatan yang sebenarnya hanya diketahui oleh tersangka sendiri. “Motifnya hanya pelaku yang tahu,” tegasnya dalam keterangan pers, Kamis (13 Maret 2025). Beliau menambahkan bahwa keterangan tersangka, meskipun merupakan bagian dari alat bukti, harus dikaji secara kritis mengingat potensi ketidakjujuran dari pihak yang terlibat langsung dalam kejahatan. “Tersangka bisa berbohong, bisa memberikan keterangan yang menyesatkan, atau bahkan memilih untuk bungkam sepenuhnya,” ujar Brigjen Trunoyudo.

Untuk memastikan terungkapnya motif sebenarnya, Polri tengah menggunakan berbagai pendekatan investigatif. Selain menggali keterangan dari tersangka, penyidik juga melakukan investigasi secara menyeluruh. “Langkah-langkah untuk mengungkap motif ini dilakukan secara simultan,” jelas Brigjen Trunoyudo. Langkah tersebut meliputi:

  • Analisis Psikologi Forensik (Apsifor): Penggunaan metode Apsifor diharapkan dapat mengungkap motif terdalam dari tindakan tersangka, bahkan jika tersangka mencoba menyembunyikan informasi tersebut.
  • Observasi Terhadap Tersangka: Pengamatan perilaku dan interaksi tersangka selama masa penahanan juga menjadi bagian penting dari investigasi.
  • Pengumpulan Alat Bukti Lain: Selain keterangan tersangka, penyidik mengumpulkan alat bukti lain yang relevan untuk memperkuat konstruksi kasus dan menguatkan motif kejahatan.

Kasus ini semakin kompleks mengingat AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja juga ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba. Polri berkomitmen untuk mengusut tuntas kedua kasus ini dan memastikan keadilan ditegakkan. Proses pengungkapan motif asusila ini menjadi kunci penting dalam memahami akar permasalahan dan mencegah terulangnya kejahatan serupa di masa mendatang. Proses investigasi yang komprehensif dan berlapis menjadi kunci dalam mengungkap kebenaran di balik kasus ini, dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan secara penuh.

Keberhasilan mengungkap motif di balik kasus ini akan menjadi pembelajaran berharga bagi penegakan hukum di Indonesia. Transparansi dan profesionalitas dalam proses penyidikan menjadi kunci kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.