Banjir Berulang Kompleks GBI Kabupaten Bandung: Warga Desak Solusi Permanen dari Pemerintah
Banjir Berulang Kompleks GBI Kabupaten Bandung: Warga Desak Solusi Permanen dari Pemerintah
Kompleks Griya Bandung Indah (GBI) di Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, kembali terendam banjir pada awal Maret 2025. Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Cipeso akibat hujan deras di wilayah Bandung Raya ini telah merendam ratusan rumah di beberapa RW, termasuk satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di dalam kompleks tersebut. Kejadian ini bukan yang pertama; warga melaporkan banjir serupa telah terjadi hampir dua dekade lamanya, menimbulkan kerugian dan ketidaknyamanan yang signifikan, terutama bagi warga yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Dampak Banjir terhadap Warga:
Akibat banjir yang mencapai ketinggian hingga 60 sentimeter di beberapa titik, aktivitas warga terganggu secara signifikan. Sita, warga RT 03 RW 08, menggambarkan betapa sulitnya menghadapi banjir di awal Ramadhan, dengan hampir semua rumah di bagian belakang kompleks terendam. Ia dan warga lainnya harus terus-menerus menyelamatkan barang-barang berharga mereka setiap kali banjir datang. Dewi, warga RW 10, mengatakan bahwa RW 10 merupakan area yang paling parah terdampak karena kontur tanahnya yang lebih rendah. Ketinggian air di RW 10 bahkan mencapai ketinggian sepinggang orang dewasa, menyulitkan akses keluar masuk dan pengadaan bahan makanan untuk berbuka puasa.
Jaka, seorang warga lainnya, mengatakan bahwa ia terpaksa mengungsi ke rumah sanak saudaranya karena rumahnya terendam selama hampir dua hari. Ia hanya bisa membersihkan rumahnya setelah bekerja, dengan syarat hujan tidak kembali turun. Ketidakpastian akan datangnya hujan dan banjir membuat warga merasa cemas dan tertekan. Empat RW yang terdampak banjir adalah RW 10, RW 12, RW 09, dan RW 08, dengan variasi ketinggian air di setiap RW, namun RW 10 menjadi titik terparah.
Tuntutan Solusi dari Pemerintah:
Kejadian banjir berulang selama hampir 20 tahun ini telah mendorong warga Kompleks GBI untuk mendesak pemerintah daerah, baik Bupati maupun Gubernur, untuk segera mencari solusi permanen mengatasi masalah banjir ini. Warga merasa lelah menghadapi siklus banjir yang terus-menerus menganggu kehidupan mereka. Mereka berharap adanya langkah konkret dan terencana, bukan hanya penanganan darurat yang bersifat sementara. Minimnya infrastruktur penanggulangan banjir serta kurangnya perhatian pemerintah dinilai menjadi penyebab utama permasalahan ini berlarut-larut.
Langkah ke Depan:
Peristiwa ini menyoroti pentingnya perencanaan tata ruang dan infrastruktur yang komprehensif untuk mencegah banjir di daerah rawan banjir. Pemerintah Kabupaten Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu melakukan kajian mendalam tentang penyebab banjir dan membuat rencana aksi yang terukur untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan. Hal ini termasuk memperbaiki sistem drainase, penataan sungai, dan pengembangan sistem peringatan dini banjir yang efektif. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penting untuk mengurangi risiko banjir.
Lebih lanjut, perlu adanya dialog yang intensif antara pemerintah dengan warga untuk memastikan bahwa solusi yang diterapkan benar-benar efektif dan berkelanjutan, serta memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak.