Minyakita Kemasan Botol 1 Liter di Bantul Diduga Tak Sesuai Takaran, Didominasi Pasokan dari Sragen
Minyakita Kemasan Botol 1 Liter di Bantul Diduga Tak Sesuai Takaran, Didominasi Pasokan dari Sragen
Hasil survei Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengungkap temuan mengejutkan terkait minyak goreng Minyakita. Dari 40 titik yang disurvei, lebih dari 20 titik menunjukkan kemasan botol Minyakita berukuran 1 liter tidak sesuai takaran. Plt. Kepala DKUKMPP Bantul, Fenty Yusdayati, menjelaskan bahwa mayoritas produk yang bermasalah berasal dari luar wilayah Bantul, khususnya Sragen, Semarang, dan Boyolali. "Asal Minyakita yang kurang takaran sebagian besar dari Sragen," tegas Fenty dalam keterangan pers di Imogiri, Bantul, Kamis (13/3/2025).
Hasil uji coba menunjukkan defisit takaran yang cukup signifikan. Salah satu botol yang diperiksa hanya berisi 985 mililiter, atau kekurangan 15 mililiter dari standar yang seharusnya. Menariknya, kemasan pouch 1 liter Minyakita di lokasi yang sama terpantau aman dan sesuai takaran. Fenty menambahkan bahwa DKUKMPP Bantul akan segera melaporkan temuan ini kepada pemerintah pusat dan menunggu instruksi lebih lanjut terkait langkah-langkah penindakan, termasuk kemungkinan penarikan produk dari pasaran. Pihaknya menyatakan kesiapan untuk menindaklanjuti instruksi tersebut.
Menanggapi temuan ini, Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, langsung mengambil tindakan. Beliau menginstruksikan lurah-lurah pasar di wilayahnya untuk melakukan pengecekan menyeluruh terhadap stok Minyakita di pasar-pasar tradisional. "Laporan mengenai kekurangan takaran Minyakita kemasan botol telah kami terima, dan kami telah menginstruksikan pengecekan langsung," ujar Aris. Hasil pengecekan di Pasar Imogiri, misalnya, tidak menemukan masalah, namun pengawasan tetap diintensifkan.
Sementara itu, situasi di lapangan menunjukkan respon yang beragam dari para pedagang. Martini, seorang pedagang di Pasar Imogiri, menuturkan bahwa Minyakita kemasan refill justru lebih laris daripada kemasan botol. Menurutnya, kemasan refill dianggap lebih presisi takarannya. Ia menjual Minyakita refill 1 liter seharga Rp 15.500 per liter, di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan. Stok 50 dus Minyakita refill 1 liter yang dimilikinya diperkirakan cukup hingga Lebaran. Berbeda dengan Martini, Novi, pedagang sembako lainnya, menyatakan penjualan Minyakita kemasan botol tetap stabil meskipun ada temuan ketidaksesuaian takaran. Hal ini dikarenakan harga Minyakita masih lebih terjangkau dibandingkan minyak goreng merek lain. Novi menjual Minyakita kemasan botol 1 liter seharga Rp 16.500.
Temuan ini menjadi sorotan penting dalam menjaga stabilitas harga dan kualitas barang kebutuhan pokok, khususnya menjelang bulan Ramadan dan Lebaran. Peran pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah dan pusat menjadi krusial untuk memastikan masyarakat mendapatkan produk yang sesuai standar dan takaran yang tertera pada kemasannya. Ke depan, upaya untuk memastikan transparansi dan kualitas produksi minyak goreng perlu ditingkatkan guna menghindari kerugian konsumen.