Banjir Kiriman Lumpuhkan Bagian Kota Bengkulu: 40 Rumah dan Satu Masjid Terendam
Banjir Kiriman Lumpuhkan Bagian Kota Bengkulu: 40 Rumah dan Satu Masjid Terendam
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bengkulu Tengah pada Rabu, 12 Maret 2025, berdampak signifikan terhadap Kota Bengkulu. Luapan sungai akibat curah hujan tinggi mengakibatkan banjir kiriman yang merendam sejumlah permukiman di Kota Bengkulu pada Kamis, 13 Maret 2025. Perumahan Ejhuka di Jalan Tanggul Bentiring Permai, Kecamatan Muara Bangkahulu menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah.
Berdasarkan laporan warga, setidaknya 40 unit rumah dan satu masjid terendam banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter. Kondisi ini memaksa sejumlah warga mengungsi ke rumah kerabat yang berada di area yang lebih aman. Evan, seorang warga setempat, mengungkapkan keprihatinannya dan menjelaskan kronologi kejadian. Ia menuturkan bahwa banjir kiriman dari Kabupaten Bengkulu Tengah umumnya tiba di permukiman sekitar 12 jam setelah hujan deras di daerah hulu. "Dalam 12 jam hitungan kami biasanya air masuk permukiman. Air harus terus dipantau, kalau terus naik," ujarnya.
Kenangan akan banjir besar beberapa tahun lalu yang mencapai ketinggian dua meter masih terpatri dalam ingatan warga. Antisipasi pun dilakukan dengan memantau ketinggian air secara terus menerus. "Terpaksa begadang sambil memantau naiknya air. Kalau tidak naik, kami tenang, kalau terus naik, kami evakuasi," tambah Evan.
Tidak hanya permukiman warga, banjir kiriman juga menggenangi fasilitas publik. SD Negeri 89 Kota Bengkulu di Jalan Korpri, Bentiring, terdampak luapan air yang telah mencapai lapangan sekolah. Mariani, warga sekitar, mengungkapkan kekhawatirannya akan potensi air masuk ke ruang kelas, mengingat pengalaman tahun sebelumnya di mana sekolah terendam hingga ketinggian 2,6 meter. "Semoga air tidak terus bertambah naik," harapnya.
Genangan air juga terlihat di Jalan Raya Rawa Makmur, mengganggu aktivitas perekonomian di sekitar lokasi. Para pedagang terpaksa memindahkan barang dagangan mereka ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kerusakan. Situasi ini menunjukkan dampak luas banjir kiriman tersebut terhadap berbagai aspek kehidupan di Kota Bengkulu.
Warga menduga, permasalahan banjir kiriman ini terkait dengan beberapa faktor, termasuk kesalahan penempatan pintu pengatur air dan ketinggian tanggul yang kurang memadai. Evan menyampaikan bahwa usulan perbaikan pintu pengatur air dan penambahan ketinggian tanggul hingga 70 sentimeter telah diajukan berulang kali kepada pemerintah, namun hingga kini belum mendapatkan respons yang signifikan.
Kesimpulan: Banjir kiriman yang melanda Kota Bengkulu merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi komprehensif dari pemerintah. Perbaikan infrastruktur, khususnya pintu pengatur air dan tanggul, serta antisipasi dini menjadi langkah krusial dalam mengurangi dampak bencana serupa di masa mendatang. Selain itu, pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana perlu terus digalakkan agar dapat mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan.
Tindakan yang Diharapkan:
- Segera melakukan perbaikan pintu pengatur air di daerah aliran sungai.
- Meningkatkan ketinggian tanggul untuk mencegah meluapnya air ke permukiman.
- Memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.
- Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana banjir.
Kejadian ini sekali lagi menyoroti pentingnya manajemen sumber daya air yang efektif dan berkelanjutan untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.