Tetangga Berkedok Dukun Palsu Tega Habisi Nyawa Ibu dan Anak di Tambora

Tetangga Berkedok Dukun Palsu Tega Habisi Nyawa Ibu dan Anak di Tambora

Tragedi pembunuhan yang menggemparkan terjadi di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Tjong Sioe Lan (59) dan putrinya, Eka Serlawati (35), ditemukan tewas mengenaskan dalam penampungan air rumahnya di Jalan Angke Barat pada 6 Maret 2025. Penemuan mayat tersebut bermula dari laporan orang hilang yang dilayangkan oleh Ronny, anak kedua Enci, pada 3 Maret 2025, setelah terakhir kali berkomunikasi dengan ibunya pada 1 Maret 2025. Namun, penyelidikan Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat mengungkap fakta mengejutkan: pelaku pembunuhan sadis ini adalah tetangga korban sendiri, Febri Arifin alias Jamet (31).

Penangkapan Jamet di Banyumas, Jawa Tengah, pada 9 Maret 2025, menguak motif di balik aksi keji tersebut. Jamet, yang dikenal sebagai sosok yang kerap meminjam uang kepada Enci sejak tahun 2021, bukan hanya gagal melunasi utang, melainkan justru tega mengakhiri hidup Enci dan putrinya. Modus operandi yang digunakan Jamet sangat licik. Ia memanfaatkan kepercayaan Enci terhadap kemampuan spiritualnya yang diklaim dimiliki Jamet. Dengan tipu daya, Jamet mengaku memiliki koneksi dengan dukun-dukun sakti yang bisa menggandakan uang dan mencarikan jodoh untuk Eka. Nama-nama dukun fiktif seperti Krismartoyo dan Kakang sengaja diciptakan Jamet untuk memperkuat kedoknya sebagai perantara supranatural.

Siasat Licik Jamet:

  • Meminjam Uang dan Mengelabui Korban: Jamet secara rutin meminjam uang kepada Enci sejak 2021 hingga 2025 dengan janji akan melunasinya secara bertahap. Namun, ia justru memanfaatkan kepercayaan korban untuk melancarkan aksinya.
  • Mengaku sebagai Dukun: Jamet memanipulasi Enci dengan mengaku memiliki kemampuan supranatural dan memiliki koneksi dengan dukun lain yang bisa menggandakan uang dan mencarikan jodoh.
  • Ritual Palsu: Pada 1 Maret 2025, Jamet melakukan pertemuan dengan Enci dan Eka di rumah korban dengan dalih melakukan ritual penggandaan uang dan pencarian jodoh. Ia memisahkan kedua korban di tempat berbeda dan melakukan pembunuhan secara terpisah.
  • Pembunuhan Sadis: Setelah merasa terpancing emosi karena penggandaan uang gagal, Jamet memukul Enci hingga tewas dan melakukan hal serupa kepada Eka di kamar mandi. Setelah pembunuhan, ia menyembunyikan jasad kedua korban di penampungan air dan mengambil uang sebesar Rp 50 juta milik Enci.
  • Mengaburkan Jejak: Setelah melakukan aksinya, Jamet berupaya menghilangkan jejak dengan membersihkan bercak darah dan mematikan aliran listrik rumah korban.

Kasus ini menyoroti betapa liciknya pelaku dalam memanfaatkan kepercayaan korban, serta menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan terhadap individu yang mengaku memiliki kemampuan supranatural. Polisi saat ini masih terus melakukan penyelidikan dan Jamet terancam hukuman berat atas tindakan kejinya tersebut. Proses hukum akan terus berjalan untuk memberikan keadilan bagi keluarga korban yang ditinggalkan.