Mitos dan Fakta Seputar Konsumsi Buah bagi Penderita Penyakit Ginjal Kronis
Mitos dan Fakta Seputar Konsumsi Buah bagi Penderita Penyakit Ginjal Kronis
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan kondisi yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Masyarakat luas seringkali dihadapkan pada berbagai informasi yang simpang siur, termasuk mengenai pola makan, khususnya konsumsi buah-buahan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, baru-baru ini meluruskan beberapa mitos yang berkembang di masyarakat terkait hal ini.
Salah satu mitos yang paling umum adalah larangan konsumsi buah-buahan bagi penderita PGK. Dalam konferensi pers di Jakarta, dr. Tunggul tegas membantah anggapan tersebut. “Pasien dengan PGK dilarang mengonsumsi jenis buah-buahan. Siapa yang setuju ini? Itu mitos ya,” tegasnya. Faktanya, pasien PGK tetap dapat menikmati buah-buahan, dengan catatan, mereka memilih jenis buah yang rendah kalium dan mengonsumsinya dalam jumlah proporsional. Konsumsi berlebihan, bahkan buah yang rendah kalium, tetap dapat berdampak negatif bagi kesehatan ginjal.
Berikut beberapa jenis buah yang direkomendasikan dan yang sebaiknya dihindari oleh penderita PGK:
Buah yang Direkomendasikan (Rendah Kalium): * Apel * Blueberry * Raspberry * Anggur * Persik * Nanas * Pir * Cranberry
Buah yang Sebaiknya Dihindari (Tinggi Kalium): * Pisang * Kelapa * Kurma * Belimbing * Alpukat * Kiwi * Jambu biji
Selain mitos terkait konsumsi buah, dr. Tunggul juga mengklarifikasi miskonsepsi mengenai pengobatan hipertensi pada penderita PGK. Banyak yang mengira bahwa konsumsi obat hipertensi seumur hidup akan merusak ginjal. Namun, dr. Tunggul menjelaskan bahwa obat-obatan tersebut justru bertujuan untuk meringankan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Penting untuk diingat bahwa pengobatan PGK harus selalu dikonsultasikan dengan dokter yang merawat untuk memastikan jenis dan dosis obat yang tepat dan aman bagi kondisi masing-masing pasien.
PGK sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain penurunan aliran darah ke ginjal, infeksi, penggunaan obat-obatan tertentu, dan paparan zat kimia. Kondisi ini dapat memicu komplikasi serius seperti hipertensi, anemia, retensi garam dan air, penyakit kardiovaskular, gangguan mineral dan tulang, serta sindrom uremia, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dalam darah dan berpotensi menjadi racun bagi tubuh. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting. Dr. Tunggul menekankan bahwa 80 persen kasus PGK dapat dicegah atau diperlambat perkembangannya dengan deteksi dini dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ginjal secara berkala.
Dengan pemahaman yang tepat mengenai mitos dan fakta seputar PGK, terutama terkait pola makan dan pengobatan, penderita PGK dapat menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik dan mengelola penyakit ini secara efektif. Konsultasi rutin dengan dokter spesialis ginjal sangat dianjurkan untuk mendapatkan panduan dan perawatan yang terpersonalisasi.