Bencana Alam di Jawa Tengah Rusak 55 Sekolah, Grobogan Terparah
Bencana Alam di Jawa Tengah Rusak 55 Sekolah, Grobogan Terparah
Sepanjang tahun 2025, sebanyak 55 sekolah di Jawa Tengah mengalami kerusakan akibat berbagai bencana alam. Data yang dirilis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah pada 13 Maret 2025 ini menunjukkan dampak yang signifikan terhadap dunia pendidikan di provinsi tersebut. Kerusakan tersebut meliputi berbagai jenis bencana, mulai dari banjir yang merendam belasan sekolah di Grobogan hingga kerusakan bangunan akibat angin kencang, tanah longsor, dan gempa bumi. Kejadian ini menuntut respon cepat dan terukur dari berbagai pihak untuk meminimalisir dampak negatif terhadap proses belajar mengajar.
Rincian sekolah yang terdampak cukup beragam. Tercatat 4 Sekolah Luar Biasa (SLB), 25 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 26 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebar di berbagai wilayah Jawa Tengah mengalami kerusakan. Grobogan menjadi daerah terdampak terparah dengan 14 satuan pendidikan mengalami kerusakan, diikuti Kota Semarang dengan 6 sekolah dan Kabupaten Demak dengan 4 sekolah. Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, mengkonfirmasi data tersebut dan menekankan pentingnya prioritas keselamatan siswa dan tenaga pendidik dalam setiap penanganan bencana.
Meskipun terjadi kerusakan dan dampak pada kegiatan belajar mengajar, Disdikbud Jateng memastikan bahwa proses pembelajaran tetap berlangsung, meskipun mungkin tidak secara tatap muka. Pihak sekolah diberikan fleksibilitas untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar dalam situasi darurat. Upaya pemulihan fisik bangunan sekolah akan dilakukan melalui berbagai skema pembiayaan, termasuk Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari APBN, APBD, serta dukungan dari berbagai pihak seperti UPZ Disdikbud dan BAZNAS. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan berbagai pihak untuk segera memulihkan kondisi sekolah yang terdampak.
Antisipasi terhadap potensi bencana alam selanjutnya menjadi poin penting yang disampaikan oleh Disdikbud Jateng. Mengacu pada prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menunjukkan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah Jawa Tengah, Disdikbud Jateng mengimbau para guru dan peserta didik di daerah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor. Seluruh satuan pendidikan didorong untuk selalu memantau kondisi cuaca dan melakukan tindakan antisipasi pencegahan bencana. Prosedur pelaporan kejadian bencana kepada Disdikbud Jateng juga ditekankan untuk mempercepat proses penanganan dan pemulihan.
Berikut rincian sekolah yang terdampak bencana berdasarkan jenis sekolah:
- Sekolah Luar Biasa (SLB): 4 sekolah
- Sekolah Menengah Atas (SMA): 25 sekolah
- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): 26 sekolah
Total: 55 sekolah
Langkah-langkah yang diambil oleh Disdikbud Jateng untuk menangani dampak bencana ini menunjukkan komitmen untuk menjaga kelangsungan proses pendidikan di tengah situasi yang menantang. Kerjasama yang baik antara pemerintah, sekolah, dan berbagai pihak terkait sangat penting untuk memastikan pemulihan yang cepat dan efektif, serta untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi siswa dan tenaga pendidik di Jawa Tengah.