Stimulasi Emosional: Peran Foto dan Aroma Bayi dalam Produksi ASI

Stimulasi Emosional: Peran Foto dan Aroma Bayi dalam Produksi ASI

Produksi air susu ibu (ASI) yang lancar merupakan kunci utama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Para ibu menyusui (busui) kerap berupaya meningkatkan produksi ASI melalui berbagai metode, mulai dari mengonsumsi makanan tertentu seperti daun katuk hingga mengonsumsi suplemen. Namun, tahukah Anda bahwa stimulasi emosional, seperti melihat foto atau mencium aroma bayi, juga dapat berperan signifikan dalam melancarkan aliran ASI?

Dalam sebuah acara yang bertajuk Power Pump Mom! - Moms' Awarding & Gathering di Babywise BSD Flagship Store, Tangerang, Banten, Sabtu (8/3/2025), dr. Patricia Sowita, CIMI, seorang dokter laktasi, menjelaskan fenomena ini. Menurut dr. Sowita, melihat foto atau video bayi dapat memberikan rangsangan psikologis yang positif bagi busui, terutama saat mereka terpisah dari buah hati. Rasa rindu yang muncul secara alami dapat diatasi dengan melihat visualisasi sang bayi, memicu pelepasan hormon yang mendukung produksi ASI. "Ketika berada di kantor atau jauh dari rumah, ibu menyusui seringkali merindukan bayinya. Melihat foto atau video anak menjadi cara efektif untuk mengatasi kerinduan tersebut," ungkap dr. Sowita.

Lebih lanjut, dr. Sowita juga menjelaskan peran aroma bayi dalam meningkatkan produksi ASI. Mencium aroma pakaian bayi yang masih menyimpan wangi khasnya dapat memicu respons emosional yang serupa. "Saya sendiri pernah membawa pakaian anak saya saat bekerja dan mencium aromanya untuk merangsang produksi ASI," tambahnya. Metode sederhana ini, meskipun mungkin terdengar unik bagi sebagian orang, memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Penjelasan ilmiah di balik efektivitas metode ini terletak pada peran hormon oksitosin. Melihat foto atau mencium aroma bayi memicu perasaan bahagia, kasih sayang, dan kedekatan emosional antara ibu dan anak. Perasaan positif ini merangsang pelepasan oksitosin, hormon yang dikenal sebagai 'hormon cinta' dan berperan penting dalam proses pengeluaran ASI. Dengan kata lain, stimulasi emosional positif berkontribusi pada peningkatan aliran ASI secara alami.

Meskipun metode ini efektif, penting untuk diingat bahwa setiap ibu memiliki kondisi fisiologis yang berbeda. Metode ini sebaiknya dianggap sebagai salah satu cara pendukung, bukan pengganti pola makan sehat, istirahat cukup, dan perawatan kesehatan yang memadai. Konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional, seperti dokter atau konsultan laktasi, tetap dianjurkan untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan kondisi individu.

Kesimpulannya, stimulasi emosional melalui visualisasi (foto/video) dan penciuman (aroma bayi) terbukti dapat menjadi metode alami yang efektif untuk meningkatkan produksi ASI. Metode ini membantu merangsang pelepasan hormon oksitosin, sehingga melancarkan aliran ASI, khususnya bagi ibu yang terpaksa berjauhan dengan bayinya. Namun, keberhasilan metode ini tetap bergantung pada berbagai faktor individual dan perlu diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan.