Ancaman Tarif Trump Picu Kemerosotan Tajam di Wall Street

Ancaman Tarif Trump Picu Kemerosotan Tajam di Wall Street

Perdagangan saham di Wall Street ditutup dengan penurunan tajam pada Kamis sore waktu setempat (Jumat pagi WIB), menandai babak terbaru dari gejolak pasar yang dipicu oleh ancaman tarif baru Presiden Donald Trump. Ketidakpastian kebijakan perdagangan Trump kembali menghantui investor, mengakibatkan koreksi signifikan pada sejumlah indeks utama. Indeks S&P 500 mencatatkan penurunan 1,39 persen, ditutup pada level 5.521,52, mengalami koreksi lebih dari 10,1 persen dari rekor penutupan tertinggi sebelumnya. Penurunan ini memperpanjang tren negatif yang telah berlangsung selama tiga minggu terakhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average juga ikut terpuruk, mengalami penurunan 537,36 poin atau 1,3 persen, menutup perdagangan pada angka 40.813,57. Penurunan ini merupakan hari keempat berturut-turut indeks Dow mengalami penurunan, menunjukkan semakin kuatnya sentimen negatif di pasar. Nasdaq Composite juga ikut terdampak, mengalami penurunan 1,96 persen, dengan saham-saham unggulan seperti Tesla dan Apple turut melemah. Penyebab utama dari kemerosotan ini adalah ancaman terbaru Trump untuk menerapkan tarif 200 persen pada produk alkohol dari Uni Eropa, sebagai balasan atas tarif 50 persen yang diberlakukan Uni Eropa terhadap wiski Amerika.

Melalui platform media sosialnya, Truth Social, Trump menyatakan bahwa kebijakan ini akan menguntungkan industri anggur dan sampanye Amerika. Lebih lanjut, Trump menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah rencana penerapan kelompok tarif yang lebih luas pada tanggal 2 April mendatang. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan Trump yang seringkali berubah-ubah telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai dampaknya terhadap kepercayaan perusahaan dan konsumen. Kekhawatiran ini telah menyebabkan kerugian yang semakin meningkat sepanjang minggu ini.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing mencatat kerugian sebesar 4,3 persen dan 4,9 persen sepanjang minggu ini. Sementara itu, indeks Dow Jones mencatatkan penurunan sekitar 4,7 persen, merupakan kinerja terburuknya sejak Juni 2022. Nasdaq telah memasuki wilayah koreksi, berada lebih dari 14 persen di bawah rekor tertingginya. Russell 2000, tolok ukur saham berkapitalisasi kecil, juga menunjukkan penurunan signifikan, mendekati wilayah pasar yang melemah, atau sekitar 19 persen di bawah titik puncaknya. Di Wall Street, koreksi didefinisikan sebagai penurunan 10 persen, sedangkan pasar yang melemah diartikan sebagai penurunan 20 persen.

Situasi ini menandai tantangan serius bagi pasar saham AS, dengan ketidakpastian kebijakan perdagangan menjadi faktor utama yang mendorong penurunan tajam ini. Para analis pasar akan terus memantau perkembangan situasi ini dan dampaknya terhadap ekonomi AS secara keseluruhan. Ancaman tarif yang terus berlanjut dari Trump menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut di pasar saham dalam beberapa minggu mendatang, mengingat ketidakpastian yang ditimbulkan.

Data penurunan indeks saham merupakan data terkini yang dilaporkan pada waktu berita ditulis.