Klarifikasi KSPSI: Penyesuaian Tenaga Kerja di Industri Sepatu, Bukan PHK Massal

Klarifikasi KSPSI: Penyesuaian Tenaga Kerja di Industri Sepatu, Bukan PHK Massal

Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) memberikan klarifikasi terkait informasi yang beredar mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di dua pabrik sepatu ternama, PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh, di Kabupaten Tangerang, Banten. Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, menegaskan bahwa kabar PHK massal tersebut tidak sepenuhnya akurat. Berdasarkan investigasi internal KSPSI, terungkap bahwa penurunan jumlah karyawan di kedua pabrik tersebut lebih tepat digambarkan sebagai program pensiun dini yang ditawarkan kepada sekitar 700-800 karyawan. Andi Gani menekankan bahwa program pensiun dini ini bersifat sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manajemen perusahaan.

"Informasi mengenai ribuan karyawan yang di-PHK di kedua pabrik tersebut keliru," tegas Andi Gani dalam konferensi pers di Kantor DPP KSPSI, Fatmawati, Jakarta, Kamis (13 Maret 2025). "Yang terjadi adalah adanya program pensiun dini yang diikuti ratusan karyawan. Tidak ada paksaan dalam proses ini." Ia juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa relokasi pabrik ke Jawa Tengah dilakukan untuk menekan upah buruh. Justru sebaliknya, kedua perusahaan tersebut berencana melakukan ekspansi bisnis ke wilayah lain. KSPSI telah melakukan konfirmasi langsung kepada pemilik kedua perusahaan dan memastikan tidak ada rencana relokasi ke Jawa Tengah, termasuk Cirebon.

Lebih lanjut, Andi Gani menjelaskan upaya KSPSI untuk memitigasi dampak program pensiun dini tersebut. KSPSI aktif mencarikan solusi bagi para karyawan yang memilih pensiun dini, termasuk penempatan di perusahaan lain. Sebuah perusahaan sepatu asal Taiwan, PT Tah Sung Hung, telah berkomitmen untuk merekrut sebanyak 25.000 pekerja, dan KSPSI sedang memfasilitasi proses rekrutmen tersebut, khususnya bagi para mantan karyawan PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh yang memenuhi kualifikasi. KSPSI juga telah berkoordinasi dengan beberapa perusahaan lain yang juga berminat menerima para pekerja tersebut.

"Sudah ada beberapa perusahaan lain yang menyatakan kesiapannya untuk menerima anggota KSPSI yang terdampak program pensiun dini," ujar Andi Gani. "Kami berupaya semaksimal mungkin untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan baru dan telah menyiapkan tempat tinggal sementara selama tiga bulan untuk masa transisi." KSPSI juga memastikan bahwa hak-hak pekerja yang menjalani program pensiun dini, termasuk pesangon dan Jaminan Hari Tua (JHT) melalui BPJS Ketenagakerjaan, sedang dalam proses penyelesaian.

Sementara itu, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit KSPSI, Roy Jinto Ferianto, menyampaikan keprihatinannya atas fenomena penyesuaian jumlah tenaga kerja di sektor industri sepatu menjelang Lebaran. Menurutnya, melemahnya ekonomi global dan penurunan daya beli masyarakat telah berdampak signifikan terhadap produksi dan tenaga kerja di industri tersebut. Ia juga menyoroti tekanan berat yang dialami industri tekstil dan alas kaki akibat masuknya barang-barang impor legal dengan harga murah serta produk ilegal yang membanjiri pasar. Selain PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh, Roy Jinto juga menyinggung kasus PT Danbi Internasional di Garut yang dinyatakan pailit, meninggalkan nasib 2.100 karyawannya yang masih belum jelas status dan hak-haknya. KSPSI saat ini tengah mengawal proses tersebut untuk memastikan hak-hak para pekerja terpenuhi.

Roy Jinto juga menekankan perlunya pengawasan pemerintah untuk memastikan hak-hak buruh terlindungi dan dipenuhi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Meskipun demikian, perlu ditegaskan kembali bahwa PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh tetap beroperasi secara normal, meskipun telah melakukan penyesuaian jumlah tenaga kerjanya.