IHSG Terkoreksi, Rupiah Menguat Tipis di Tengah Ancaman Tarif Trump dan Variasi Pasar Asia
IHSG Terkoreksi, Rupiah Menguat Tipis di Tengah Ancaman Tarif Trump dan Variasi Pasar Asia
Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (14/3/2025) dibuka dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak di zona merah. IHSG mencatat penurunan 84,02 poin (1,26 persen) pada pukul 09.01 WIB, berada di posisi 6.563, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.647,41. Pergerakan ini terjadi di tengah variasi kinerja bursa saham regional Asia dan ancaman kenaikan tarif impor yang digaungkan oleh pemerintahan Trump terhadap negara-negara Uni Eropa. Secara rinci, sebanyak 144 saham mengalami penguatan, sementara 148 saham melemah, dan 207 saham lainnya stagnan. Nilai transaksi hingga pukul 09.01 WIB mencapai Rp 481,48 miliar dengan volume 644,68 juta saham. Analisis Fibonacci retracement memproyeksikan target koreksi terdekat IHSG di level 6.476 atau sedikit di bawah fraktal 6.499.
Sementara itu, di pasar spot, mata uang Rupiah menunjukkan penguatan tipis terhadap dolar AS. Pada pukul 09.12 WIB, Rupiah berada di level Rp 16.413,5 per dolar AS, menguat 14,5 poin (0,09 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.428 per dolar AS. Hal ini terjadi meskipun analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, mencatat pergerakan Rupiah masih menghadapi tekanan. Ancaman kenaikan tarif impor oleh Trump terhadap produk-produk asal Uni Eropa, yang meliputi anggur, sampanye, dan minuman beralkohol lainnya, dengan tarif hingga 200 persen, menjadi salah satu faktor yang menimbulkan kekhawatiran di pasar. Ariston Tjendra memprediksi bahwa perang tarif ini berpotensi memperlambat perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Namun, data inflasi AS terbaru yang menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya memberikan sedikit sentimen positif, membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan AS dan potensi pelemahan dolar AS. Ariston memproyeksikan pergerakan Rupiah akan berkonsolidasi di kisaran Rp 16.400-Rp 16.500.
Pergerakan bursa saham di kawasan Asia menunjukkan tren yang beragam. Strait Times mencatat penurunan 0,16 persen (6,02 poin) ke level 3.831,50. Sebaliknya, Shanghai Composite mengalami kenaikan 0,81 persen (27,19 poin) mencapai 3.385,92. Nikkei 225 juga naik tipis, 0,04 persen (15 poin) ke level 36.823,5, sementara Hang Seng menunjukan kinerja positif dengan kenaikan 1,12 persen (262,35 poin) ke level 23.725. Variasi kinerja bursa regional ini menunjukkan kompleksitas faktor global yang mempengaruhi pasar keuangan.
Kesimpulannya, pergerakan IHSG dan Rupiah pagi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari ancaman kebijakan proteksionis Amerika Serikat, kinerja pasar saham regional, hingga data ekonomi makro global. Ketidakpastian ini membutuhkan kewaspadaan dan analisis yang cermat bagi para pelaku pasar modal.