Pengawasan DBD di Jakarta Timur Tetap Diperketat Meski Kasus Relatif Rendah

Pengawasan DBD di Jakarta Timur Tetap Diperketat Meski Kasus Relatif Rendah

Meskipun angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Timur terpantau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Timur tetap berkomitmen untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, yang menekankan pentingnya keberlanjutan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di seluruh sektor, baik instansi pemerintah maupun swasta. “Program PSN 3M Plus tetap menjadi prioritas utama kita dalam menekan angka kasus DBD,” ujar Herwin dalam keterangan pers pada Jumat, 14 Maret 2025.

Herwin menjelaskan bahwa angka kasus DBD di Jakarta Timur hingga 12 Maret 2025 tercatat sebanyak 265 kasus. Rinciannya, 133 kasus pada Januari, 113 kasus pada Februari, dan 39 kasus hingga pertengahan Maret. Angka ini terbilang rendah jika dibandingkan dengan tren peningkatan kasus pada tahun-tahun sebelumnya. “Dibandingkan dengan tahun 2024, seharusnya angka kasus sudah meningkat, namun hingga saat ini masih relatif rendah,” imbuhnya. Herwin menduga rendahnya angka kasus ini dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim. Namun, kewaspadaan tetap harus dijaga untuk mengantisipasi potensi peningkatan kasus di masa mendatang. Upaya pencegahan melalui program PSN 3M Plus diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam menekan penyebaran penyakit ini.

Program PSN 3M Plus sendiri meliputi tiga langkah utama, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat penampungan air, serta ditambah dengan langkah-langkah tambahan seperti memanfaatkan abate, menjaga kebersihan lingkungan, dan menunjuk satu rumah sebagai juru pemantau jentik. Partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, baik individu, komunitas, maupun sektor swasta, sangat krusial dalam keberhasilan program ini. Pemerintah Kota Jakarta Timur terus mendorong kerjasama lintas sektor untuk memastikan program ini berjalan efektif di semua area, khususnya di area perkantoran yang seringkali menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.

Sementara itu, data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan total 1.416 kasus DBD di seluruh Jakarta sejak Januari hingga 9 Maret 2025. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menjelaskan bahwa angka tersebut diperoleh dari laporan kasus melalui sistem surveilans Dinkes Jakarta. “Angka kasus DBD di DKI Jakarta menunjukkan fluktuasi, namun secara umum tergolong stabil,” kata Ani. Jakarta Barat tercatat sebagai wilayah dengan kasus tertinggi, yaitu 418 kasus. Ani menegaskan bahwa Jakarta merupakan daerah endemis DBD, sehingga kasus DBD selalu muncul setiap tahun dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengawasan secara berkelanjutan tetap menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Jakarta Timur ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam mengendalikan penyakit menular. Pemantauan dan evaluasi yang rutin dilakukan diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat tentang perkembangan kasus DBD dan membantu dalam penyesuaian strategi pencegahan yang tepat sasaran. Keberhasilan pengendalian DBD di Jakarta Timur dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang ditularkan melalui nyamuk ini. Partisipasi aktif masyarakat melalui penerapan 3M Plus merupakan kunci keberhasilan dalam upaya bersama ini.

Kesimpulan: Meskipun angka kasus DBD di Jakarta Timur saat ini relatif rendah, kewaspadaan dan upaya pencegahan tetap harus dijaga. Program PSN 3M Plus yang dijalankan secara intensif, didukung oleh partisipasi aktif masyarakat dan kerjasama lintas sektor, merupakan kunci dalam menekan angka kasus DBD dan melindungi kesehatan masyarakat Jakarta Timur.