Nasib Pilu Jos, Bocah Yatim Piatu di Manggarai Timur: Berjuang untuk Sekolah di Tengah Kemiskinan
Nasib Pilu Jos, Bocah Yatim Piatu di Manggarai Timur: Berjuang untuk Sekolah di Tengah Kemiskinan
Glensius Okta Ombas (12), atau Jos, seorang bocah berusia 12 tahun, menjalani kehidupan yang penuh tantangan di Kampung Bugis, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Kehilangan kedua orang tuanya sejak usia dini telah membentuk realitas pahit yang harus ia hadapi. Sang ibu pergi meninggalkannya dan ayahnya ketika Jos masih berusia 4 tahun. Tujuh bulan lalu, ayahnya, Hendrikus Jehola Ombas, meninggal dunia, meninggalkan Jos dalam kesendirian. Tanpa saudara kandung, Jos kini menggantungkan hidupnya pada belas kasih keluarga besarnya.
Sejak ditinggal ayahnya, Jos tinggal bersama pamannya, Aloisius Patut (47), kakak kandung dari ayahnya. Aloisius, seorang petani dengan penghasilan tak menentu, mengungkapkan keprihatinannya atas nasib bocah malang tersebut. "Sejak ayahnya meninggal, saya merasa bertanggung jawab untuk merawat Jos agar tidak terlantar," ujar Aloisius saat ditemui di rumahnya yang sederhana, Jumat (14/3/2025). Rumah berukuran 4x5 meter itu berdinding bambu, beratap seng, dan berlantai semen, rawan terendam banjir. Kondisi rumah tersebut menggambarkan kesederhanaan, bahkan kemiskinan, yang dialami keluarga ini.
Beban Aloisius tak ringan. Ia harus menghidupi lima orang, termasuk dirinya sendiri, istrinya, dan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Mencari nafkah sebagai petani dengan pekerjaan serabutan, Aloisius berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya pendidikan anak-anaknya dan Jos. "Saya hanya bisa membantu biaya sekolah Jos jika ada pekerjaan," aku Aloisius. Kehidupan mereka semakin berat karena belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah dan belum terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
Perjuangan Jos untuk mengenyam pendidikan patut diapresiasi. Walaupun harus menempuh perjalanan kaki ke SDK Bugis setiap hari, ia tetap semangat bersekolah. Kompas.com mendapati Jos pulang sekolah dengan ceria, meskipun mengenakan pakaian sederhana dan memikul tas berisi buku dan alat tulis. Kegigihannya menjadi bukti kuat tekadnya untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Beruntung, Kapolres Manggarai Timur, AKBP Suyanto, dan Ketua Bhayangkari telah memberikan bantuan berupa sembako dan biaya komite sekolah pada Rabu (12/3/2025). Bantuan ini memberikan sedikit kelegaan bagi keluarga Aloisius. Namun, kebutuhan jangka panjang Jos dan keluarganya masih memerlukan perhatian lebih lanjut dari berbagai pihak. Kisah Jos menjadi pengingat penting tentang perlunya perhatian dan kepedulian terhadap anak-anak yang kurang beruntung di tengah masyarakat.
- Kondisi Rumah: Sederhana, berdinding bambu, beratap seng, berlantai semen, rawan banjir.
- Pendidikan Jos: Siswa SDK Bugis, berjalan kaki ke sekolah.
- Pendapatan Aloisius: Petani, pekerjaan serabutan, penghasilan tidak tetap.
- Bantuan yang diterima: Sembako dan biaya komite sekolah dari Kapolres Manggarai Timur.
- Status keluarga: Yatim piatu, belum terdaftar PKH.