Lesu di Puncak Musim Penjualan: Daya Beli Rendah Bayangi Ramadhan dan Lebaran 2025
Lesu di Puncak Musim Penjualan: Daya Beli Rendah Bayangi Ramadhan dan Lebaran 2025
Momentum Ramadhan dan Lebaran, yang lazimnya menjadi puncak penjualan bagi sektor ritel di Indonesia, tahun ini dibayangi oleh lesunya daya beli masyarakat. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengungkapkan bahwa daya beli, khususnya di kalangan menengah ke bawah, masih belum pulih sejak awal tahun 2024. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kinerja sektor ritel di tengah harapan peningkatan penjualan selama bulan suci dan hari raya Idul Fitri.
"Ramadhan dan Idul Fitri biasanya menjadi periode puncak penjualan ritel. Namun, tahun ini situasinya berbeda," ujar Widjaja saat membuka program Belanja di Indonesia Aja (BINA) Diskon Lebaran 2025 di Lippo Mall Nusantara, Jakarta, Jumat (14/3/2025). Ia menambahkan bahwa meskipun terdapat inisiatif untuk mendorong penjualan, kenyataannya angka penjualan belum menunjukkan pertumbuhan signifikan seperti yang diharapkan. Kondisi ini diperparah oleh dampak tidak langsung dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang telah diterapkan sejak awal tahun 2025.
Pemerintah telah memangkas anggaran belanja sebesar Rp 306,69 triliun pada tahun 2025. Rinciannya, Rp 256,10 triliun berasal dari anggaran belanja Kementerian/Lembaga (K/L), dan Rp 50,59 triliun dari transfer ke daerah (TKD). Meskipun dampak langsung kebijakan ini lebih terasa di sektor perhotelan, Widjaja menekankan bahwa sektor ritel turut merasakan dampaknya, dan efeknya sudah mulai terlihat. Hal ini semakin mempersulit upaya pemulihan daya beli masyarakat yang menjadi kunci peningkatan penjualan di sektor ritel.
Sebagai upaya untuk mendorong penjualan dan mengantisipasi penurunan daya beli, pemerintah dan pelaku usaha menginisiasi program BINA Diskon Lebaran 2025. Program ini menawarkan diskon hingga 70 persen untuk berbagai produk. Harapannya, program ini dapat memberikan insentif bagi masyarakat untuk berbelanja dan meningkatkan perputaran uang selama Ramadhan dan Lebaran. Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk pegawai swasta dan Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat menjadi katalisator peningkatan daya beli dan penjualan.
Widjaja optimistis bahwa puncak penjualan akan tercapai pada minggu-minggu menjelang dan setelah Lebaran. "Kami berharap minggu ini, bahkan mulai besok, akan terjadi peningkatan penjualan hingga minggu depan. Ini momen yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk berbelanja," harapnya. Namun, tantangan terbesar tetap pada pemulihan daya beli masyarakat yang masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik secara signifikan, sehingga potensi penurunan penjualan di sektor ritel selama Ramadhan dan Lebaran 2025 masih tetap menjadi ancaman nyata.
Berikut poin-poin penting terkait situasi ritel di Indonesia:
- Daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah, masih rendah sejak awal 2024.
- Ramadhan dan Lebaran 2025 diprediksi tidak akan menjadi puncak penjualan seperti tahun-tahun sebelumnya.
- Efisiensi anggaran pemerintah berdampak tidak langsung pada sektor ritel.
- Program BINA Diskon Lebaran 2025 diinisiasi untuk mendorong daya beli.
- Pencairan THR diharapkan dapat meningkatkan perputaran uang dan penjualan.