Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Waktu Penurunan Al-Qur'an dan Peringatan Nuzulul Quran 1446 H

Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Waktu Penurunan Al-Qur'an dan Peringatan Nuzulul Quran 1446 H

Peristiwa Nuzulul Quran, atau turunnya Al-Qur'an, merupakan momen sakral dalam sejarah Islam. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai waktu tepat terjadinya peristiwa tersebut. Perbedaan ini berakar pada pemahaman yang berbeda terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas penurunan wahyu. Beberapa ulama berpendapat bahwa Al-Qur'an diturunkan secara bertahap, sementara yang lain berpendapat bahwa penurunan utama terjadi pada satu malam spesifik.

Salah satu pendapat yang berkembang menyatakan bahwa wahyu pertama turun pada tanggal 17 Ramadan. Pendukung pendapat ini merujuk pada surah Al-Alaq ayat 1-5 sebagai bukti awal turunnya wahyu. Mereka berargumen bahwa meskipun proses penurunan Al-Qur'an berlangsung selama 23 tahun, tanggal 17 Ramadan menandai dimulainya proses wahyu tersebut. Ayat Al-Isra' ayat 106, yang menyebutkan penurunan Al-Qur'an secara bertahap (وَقُرْءَانًا فَرَقْنَٰهُ لِتَقْرَأَهُۥ عَلَى ٱلنَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَٰهُ تَنزِيلًا), juga sering dikutip sebagai pendukung argumen ini. Artinya: "Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian."

Di sisi lain, pendapat lain menekankan pada Lailatul Qadar sebagai malam utama penurunan Al-Qur'an. Pendapat ini merujuk pada surah Al-Qadr (97:1-5) yang menggambarkan keutamaan Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Ayat tersebut (إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ...) yang bermakna "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadar...", diinterpretasikan sebagai penekanan pada turunnya Al-Qur'an secara menyeluruh atau sebagian besar pada malam tersebut. Perbedaan interpretasi inilah yang memicu perbedaan pendapat mengenai tanggal pasti Nuzulul Quran.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu tepatnya, peristiwa Nuzulul Quran diperingati setiap tahun pada tanggal 17 Ramadan. Pada tahun 1446 H, yang bertepatan dengan tahun 2025 Masehi, tanggal 17 Ramadan jatuh pada tanggal 17 Maret. Peringatan ini tetap menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk merenungkan makna dan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan mereka. Namun penting untuk memahami bahwa perbedaan pendapat di kalangan ulama merupakan bagian dari dinamika ijtihad dalam memahami teks suci Al-Qur'an.

Amalan yang Dianjurkan pada Malam Nuzulul Quran:

Berikut beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam Nuzulul Quran, sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas anugerah Al-Qur'an:

  • Tilawah Al-Qur'an: Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an.
  • Berzikir dan Berdoa: Memperbanyak zikir dan doa kepada Allah SWT.
  • Qiyamul Lail: Melaksanakan ibadah malam, seperti salat tahajud, tarawih, dan witir.
  • Iktikaf: Mengasingkan diri di masjid untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT.

Perbedaan pendapat mengenai waktu pasti Nuzulul Quran seharusnya tidak mengurangi kekhusyukan dan makna spiritual dari peringatan ini. Yang terpenting adalah memaknai peristiwa ini sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan, memperkuat hubungan dengan Allah SWT, dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.