Tragedi Puncak Jaya: Dua Pendaki Wanita Meninggal Dunia Akibat Hipotermia dan AMS
Tragedi Puncak Jaya: Dua Pendaki Wanita Meninggal Dunia Akibat Hipotermia dan AMS
Tragedi maut menyelimuti pendakian Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. Dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, ditemukan meninggal dunia di ketinggian tersebut. Hasil penyelidikan sementara dari Kepolisian Daerah Papua (Polda Papua) mengindikasikan hipotermia sebagai penyebab utama kematian, diperparah oleh Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian. Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, Kabid Humas Polda Papua, membenarkan dugaan tersebut saat dikonfirmasi pada Minggu (2/3/2024).
Kronologi kejadian bermula pada Rabu (26/2/2024), ketika rombongan pendaki, yang termasuk di dalamnya penyanyi Fiersa Besari dan tiga warga negara asing (WNA), berangkat dari Bandara Timika menuju Yelow Valley menggunakan helikopter. Perjalanan yang dijadwalkan pukul 07.00-09.50 WIT tersebut merupakan awal dari rangkaian peristiwa nahas ini. Gejala AMS mulai muncul pada Jumat (28/2/2024), terlihat pada dua anggota rombongan, Indira dan Saroni. Kondisi ini dilaporkan oleh pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang telah berhasil turun dari puncak. Pada saat yang sama, tantangan medan yang ekstrem juga dihadapi, dengan penyeberangan jembatan tyrollean yang menuntut kehati-hatian dan kesiapan fisik yang prima.
Situasi semakin kritis ketika salah satu pendaki, Nurhuda, tiba di basecamp dalam kondisi hipotermia dan langsung meminta bantuan. Guide Yustinus Sondegau segera merespon dengan membawa perlengkapan darurat, termasuk sleeping bag, fly sheet, dan air panas. Seorang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa, juga turut serta dalam upaya penyelamatan. Upaya pertolongan dilakukan dengan sigap, namun sayangnya, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono yang berada di Teras Dua dan mengalami AMS, ditemukan telah meninggal dunia. Octries Ruslan menyampaikan kabar duka tersebut kepada pendaki Deshir, sementara pendaki Huda berupaya membantu pendaki lain yang masih berada di Summit Ridge.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Mimika, I Wayan Suyatna, menyatakan bahwa 13 pendaki lainnya, termasuk Fiersa Besari, dalam kondisi selamat. Proses evakuasi sempat dihentikan sementara karena cuaca buruk dan dilanjutkan pada hari berikutnya. Seluruh pendaki saat ini berada di basecamp Lembang Kuning. Kejadian ini menyoroti pentingnya persiapan yang matang, termasuk aklimatisasi yang cukup, pengetahuan tentang AMS, dan peralatan yang memadai dalam menghadapi tantangan pendakian di ketinggian ekstrem seperti Puncak Jaya.
Investigasi lebih lanjut masih dilakukan untuk mengungkap secara rinci kronologi kejadian dan memastikan penyebab pasti kematian kedua pendaki tersebut. Pihak berwenang juga akan mengevaluasi prosedur keselamatan pendakian di wilayah tersebut untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa mendatang. Peristiwa ini menjadi pengingat akan risiko yang melekat dalam kegiatan pendakian di pegunungan tinggi dan pentingnya prioritas keselamatan.
Rangkaian Peristiwa: * Keberangkatan dari Bandara Timika menuju Yelow Valley pada 26 Februari 2024. * Munculnya gejala AMS pada dua pendaki pada 28 Februari 2024. * Penemuan dua pendaki meninggal dunia di Teras Dua akibat hipotermia dan AMS. * Evakuasi pendaki lainnya yang selamat ke basecamp Lembang Kuning. * Penyelidikan oleh Polda Papua terkait penyebab kematian.