Investasi Teknologi Rendah Karbon: Potensi Ekonomi Hijau Indonesia-Korea Selatan

Investasi Teknologi Rendah Karbon: Potensi Ekonomi Hijau Indonesia-Korea Selatan

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, baru-baru ini menekankan urgensi investasi di sektor teknologi rendah karbon sebagai kunci mitigasi perubahan iklim dan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan Soeparno dalam sebuah forum diskusi bertajuk 'Carbon Capture and Storage (CCS)' di Seoul, Korea Selatan, yang difasilitasi oleh Asian Development Bank (ADB) dan sebuah organisasi nirlaba karbon asal Korea. Diskusi ini menjadi platform penting bagi Indonesia untuk mengeksplorasi peluang kerjasama internasional dalam transisi energi berkelanjutan.

Soeparno memaparkan potensi ekonomi yang signifikan dari investasi teknologi CCS. Ia menjabarkan bahwa setiap proyek CCS berpotensi menelan investasi hingga US$ 3 miliar, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru dalam jumlah besar. Angka ini menunjukkan betapa teknologi CCS bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga mesin penggerak perekonomian. Proyek ini selaras dengan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintah, membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat berjalan beriringan.

Lebih jauh, Soeparno menghubungkan investasi ini dengan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Teknologi CCS, yang mampu menangkap dan menyimpan karbon dioksida sebelum mencapai atmosfer, menjadi instrumen krusial dalam mencapai target tersebut. Partisipasi aktif dalam forum internasional seperti ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam kolaborasi global untuk mengatasi perubahan iklim.

Antusiasme terhadap kerjasama teknologi CCS antara Indonesia dan Korea Selatan juga terlihat dari sambutan positif Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan periode 2022-2024, Han. Dukungan ini semakin memperkuat potensi kolaborasi bilateral yang saling menguntungkan. Selain itu, kehadiran sejumlah pejabat kunci Indonesia dalam workshop tersebut, seperti Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup Ary Sudijanto, Asisten Deputi Percepatan Transisi Energi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Farah Herliantina, dan Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI Rizki Aljupri, menunjukkan komitmen lintas sektoral dalam upaya ini.

Dalam kunjungannya ke Seoul, Soeparno juga memanfaatkan kesempatan untuk beraudiensi dengan Utusan Khusus Presiden Korea Selatan bidang Ekonomi Hijau dan Karbon, Han Wha-jin. Pertemuan ini menunjukkan upaya aktif Indonesia dalam menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara maju dalam pengembangan teknologi rendah karbon. Kerjasama ini diharapkan mampu mempercepat implementasi teknologi CCS di Indonesia dan mendorong terciptanya ekonomi hijau yang berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga lingkungan dan berkomitmen terhadap upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

Peserta Workshop:

  • Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman
  • Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup Ary Sudijanto
  • Asisten Deputi Percepatan Transisi Energi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Farah Herliantina
  • Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI Rizki Aljupri