Status Dua Proyek Tol Terpanjang di Indonesia Menggantung Usai Tak Masuk PSN
Status Dua Proyek Tol Terpanjang di Indonesia Menggantung Usai Tak Masuk PSN
Belum masuknya proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) dan Gilimanuk-Mengwi dalam daftar 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) periode 2025-2029 pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menimbulkan pertanyaan besar terkait kelanjutan kedua proyek infrastruktur vital tersebut. Kedua proyek tol yang sebelumnya masuk dalam PSN era pemerintahan Presiden Joko Widodo ini kini menghadapi ketidakpastian, menimbulkan kekhawatiran akan potensi penundaan atau bahkan pembatalan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan resmi mengenai pencabutan status PSN proyek-proyek tersebut. Proses sinkronisasi data PSN masih berlangsung, melibatkan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Zainal menjelaskan, "Sampai sekarang kan PSN-nya kan tidak ada keputusan untuk mencabut atau seperti apa. Tapi sekarang kita sedang sinkronkan, karena ada (PSN) yang di RPJMN, tapi sementara di posisi yang lain ada juga yang di Kemenko Perekonomian." Keputusan final mengenai kelanjutan proyek-proyek ini, menurutnya, akan menentukan langkah selanjutnya. "Kalau aturannya memungkinkan dan memang ada, ya pasti kita jalankan. Kalau aturannya masih belum diputusin, masih ngambang, ya tentu kita nunggu, ya kan? Biar nggak ada yang dirugikan," tegas Zainal.
Kendala yang dihadapi kedua proyek ini tidak hanya terbatas pada perubahan status PSN. Proyek Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi sebelumnya telah menghadapi kendala dalam proses lelang, dengan pemrakarsa proyek mundur dan lelang diulang beberapa kali. Untuk Tol Gilimanuk-Mengwi, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bahkan sempat mengumumkan penundaan lelang sementara. Situasi ini diperparah dengan kebijakan efisiensi pemerintah yang berdampak pada evaluasi ulang terhadap proyek-proyek yang membutuhkan dukungan pendanaan pemerintah yang besar. Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra, menyatakan, "Kita evaluasi terus ya karena itu butuh dukungan konstruksi dari pemerintah. Kemarin saya lapor Pak Menteri (Dody Hanggodo) pada saat ada kebutuhan dukungan (anggaran pemerintah) yang cukup besar, itu kita harus evaluasi dulu."
Proyek Tol Getaci, yang direncanakan sepanjang 206,65 km dengan anggaran awal Rp 56,2 triliun, telah mengalami beberapa kali revisi rencana pembangunan. Akibat kegagalan lelang, skala proyek sempat dipangkas menjadi 108 km (Rp 37,64 triliun) hingga muncul wacana pemangkasan lebih lanjut hingga Tasikmalaya. Sementara itu, Tol Gilimanuk-Mengwi, yang digadang-gadang menjadi tol terpanjang di Bali (96,68 km), juga menghadapi kesulitan dalam menarik investor, meskipun telah dilakukan beberapa kali lelang. Proyek ini terbagi dalam tiga seksi: Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan (53,6 km), Seksi 2 Pekutatan-Soka (24,3 km), dan Seksi 3 Soka-Mengwi (18,9 km), melintasi 3 kabupaten, 13 kecamatan, dan 58 desa.
Nasib kedua proyek tol terpanjang ini kini berada di ujung tanduk, menunggu keputusan pemerintah yang menentukan masa depan infrastruktur vital di Jawa dan Bali tersebut. Ketidakpastian ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi berbagai pihak, termasuk investor, kontraktor, dan masyarakat yang berharap akan manfaat pembangunan kedua jalan tol tersebut.