Yatim Piatu dan Perjuangan Berat Afrianus Ronal Menghadapi Tumor Ganas
Yatim Piatu dan Perjuangan Berat Afrianus Ronal Menghadapi Tumor Ganas
Afrianus Ronal (10), bocah yatim piatu asal Desa Pota, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah menghadapi cobaan berat. Kehilangan kedua orang tuanya di usia belia, Afrianus kini harus berjuang melawan penyakit tumor ganas yang memaksanya kehilangan kaki kirinya. Kisah pilu ini menyoroti realita pahit yang dihadapi anak-anak kurang beruntung dan kebutuhan mendesak akan dukungan sosial dan pemerintah.
Tragedi bermula saat Afrianus masih berusia enam tahun, ditinggal ayahnya untuk selama-lamanya. Dua tahun kemudian, ibunya menyusul ke peristirahatan terakhir setelah kelahiran adik laki-laki Afrianus. Sejak itu, Afrianus dan adiknya diasuh oleh kakek dan nenek mereka, Tarsisius Panda dan Martina Gima. Kehidupan yang telah rapuh semakin terpuruk ketika pada September 2024, Afrianus mengalami cedera kaki saat bermain bola. Cedera yang awalnya tampak ringan ini ternyata menyimpan ancaman serius. Kaki kirinya membengkak setelah beberapa kali jatuh, hingga akhirnya membutuhkan perawatan medis intensif.
Pada Januari 2025, Afrianus dibawa oleh pamannya, Albertus, ke Rumah Sakit Siloam. Di sana, dokter melakukan tindakan medis berupa penyedotan darah kotor dari lututnya. Meskipun sempat diperbolehkan pulang pada Februari 2025, kondisi Afrianus terus memburuk. Keputusan berat pun harus diambil: amputasi kaki kiri pada 27 Februari 2025, dan dilaksanakan pada 4 Maret 2025. Meskipun kehilangan anggota tubuh, Albertus menceritakan keponakannya itu tetap tegar, bahkan kuat menghadapi kenyataan pahit tersebut. Ia tak ingin meninggalkan adiknya sendirian dalam menghadapi hidup yang telah penuh tantangan.
Kini, setelah menjalani amputasi, Afrianus kembali ke rumah, namun ia membutuhkan bantuan yang signifikan. Kehidupan yang telah dijalani dengan kekurangan, kini bertambah berat dengan kebutuhan akan alat bantu agar Afrianus dapat tetap bersekolah dan menjalani kehidupan normal sebisa mungkin. Keluarga Afrianus berencana mengajukan permohonan bantuan biaya perawatan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Sosial, mencakup biaya pembelian alat bantu jalan dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung proses pemulihan dan kehidupan sehari-hari Afrianus. Harapan keluarga adalah pemerintah dapat membantu meringankan beban mereka dan memastikan Afrianus dapat tetap bersekolah dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Perjuangan Afrianus Ronal bukan hanya sekadar kisah seorang anak yang sakit, tetapi juga cerminan dari masalah sosial yang perlu mendapat perhatian serius. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian sosial dan peran pemerintah dalam melindungi anak-anak yang rentan dan membutuhkan bantuan. Dukungan yang diberikan tidak hanya akan membantu Afrianus, tetapi juga akan menjadi sebuah harapan bagi anak-anak Indonesia lainnya yang menghadapi situasi serupa.
Permohonan Bantuan: Keluarga Afrianus berharap adanya bantuan dari masyarakat dan pemerintah untuk meringankan beban biaya perawatan dan kebutuhan alat bantu bagi Afrianus agar ia dapat bersekolah dan menjalani kehidupan yang layak.