Konsolidasi BUMN Media dan Kreatif: Erick Thohir Jelaskan Strategi di Balik Penunjukan Ifan Seventeen di PFN

Konsolidasi BUMN Media dan Kreatif: Strategi Erick Thohir di Balik Penunjukan Ifan Seventeen

Menteri BUMN, Erick Thohir, baru-baru ini menjelaskan strategi di balik penunjukan Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN). Penunjukan tersebut bukan semata-mata sebuah keputusan individu, melainkan bagian integral dari rencana besar pemerintah untuk mengkonsolidasikan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor media dan industri kreatif. Langkah ini, menurut Erick, bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan sinergi antar perusahaan, menciptakan pusat konten yang kuat dan kompetitif di kancah nasional maupun internasional.

Erick menekankan pentingnya percepatan konsolidasi BUMN, khususnya yang bergerak di bidang konten dan produksi. Ia menyebut PT Balai Pustaka (Persero), PFN, dan Lokananta sebagai entitas kunci yang akan diintegrasikan. Ketiga perusahaan ini, masing-masing memiliki kekuatan dan sejarah yang berbeda. Balai Pustaka, dengan sejarah panjangnya di dunia percetakan dan penerbitan buku, kini tengah berekspansi ke dunia digital dan industri kreatif. Lokananta, sebagai studio rekaman tertua di Indonesia, menyimpan kekayaan arsip musik dan keahlian teknis yang berharga. Sementara PFN, sebagai produsen film negara, memiliki peran strategis dalam pengembangan industri perfilman nasional. Integrasi ini bertujuan untuk menciptakan sinergi yang mampu menghasilkan konten-konten berkualitas tinggi dan beragam, mulai dari buku, film, hingga musik.

"Rencana konsolidasi ini telah lama kami kaji," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14 Maret 2025). "Kami melihat potensi besar yang dapat dihasilkan dari sinergi ketiga BUMN ini. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya yang ada, kita dapat menciptakan sebuah ekosistem konten yang terintegrasi dan mampu bersaing di pasar global."

Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN, menurut Erick, merupakan langkah strategis untuk memulai proses konsolidasi tersebut. Pengalaman Ifan di industri musik dianggap sebagai aset berharga dalam membangun visi dan strategi pengembangan PFN ke depan. Erick juga menekankan pentingnya kajian mendalam sebelum proses konsolidasi ini benar-benar diimplementasikan. Ia mencontohkan langkah serupa yang dilakukan oleh Pelindo dalam melakukan kajian penggabungan pelabuhan untuk menciptakan ekosistem pelabuhan yang terintegrasi.

Erick meminta masyarakat untuk bersabar dan memberikan kepercayaan kepada pemerintah dalam menjalankan rencana konsolidasi ini. "Proses kajian masih berlangsung," tambahnya. "Namun, kami yakin bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan industri kreatif di Indonesia dan meningkatkan kinerja BUMN di sektor ini."

Erick juga menyampaikan bahwa manajemen PFN telah dibentuk dan aset-aset perusahaan dalam kondisi baik. Proses konsolidasi ini diyakini akan berjalan dengan lancar dan terukur, dengan memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan keberhasilan integrasi ini dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Langkah-langkah Utama dalam Rencana Konsolidasi:

  • Kajian mendalam terhadap potensi sinergi antara Balai Pustaka, PFN, dan Lokananta.
  • Pembentukan tim kerja untuk melaksanakan proses konsolidasi.
  • Pengembangan strategi bisnis yang terintegrasi untuk ketiga BUMN.
  • Investasi dalam teknologi dan infrastruktur untuk mendukung operasional perusahaan yang terkonsolidasi.
  • Peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung pengembangan konten yang berkualitas.

Pemerintah berharap, dengan terwujudnya konsolidasi ini, Indonesia akan memiliki pusat konten yang kuat dan mampu menghasilkan karya-karya kreatif yang berkualitas, sekaligus mampu bersaing di pasar internasional dan mengangkat citra Indonesia di mata dunia.