Analisis Merger XL Axiata dan Smartfren: Prospek Saham EXCL di Tengah Volatilitas Pasar

Analisis Merger XL Axiata dan Smartfren: Prospek Saham EXCL di Tengah Volatilitas Pasar

Pasar saham domestik tengah mengalami fluktuasi signifikan, tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatatkan penurunan 11,4 persen sejak awal tahun dan berada di level terendah tiga tahun terakhir. Penurunan ini terutama didorong oleh pelemahan saham-saham berkapitalisasi pasar besar, termasuk saham-saham emiten telekomunikasi yang mengalami koreksi hingga 40 persen. Di tengah gejolak ini, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), yang tengah bersiap merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Telecom (SmartTel), menunjukkan pergerakan yang relatif stagnan, berada di kisaran Rp 2.220 hingga Rp 2.310 dalam sebulan terakhir. Kondisi ini memicu pertanyaan mengenai prospek saham EXCL pasca-merger.

Meskipun pergerakan saham EXCL tampak lesu, analis melihat potensi tersembunyi yang signifikan. Stagnasi harga saham, menurut analis Trimegah Sekuritas, Sabrina, bukan disebabkan oleh fundamental perusahaan yang lemah, melainkan dampak sementara dari proses merger yang sedang berlangsung. Harga buyback EXCL yang ditetapkan pada Rp 2.350 menjadi faktor penahan pergerakan harga saham hingga proses merger tuntas. Pasca-merger, fundamental perusahaan dan prospek bisnis yang solid diprediksi akan menjadi pendorong utama pergerakan harga saham.

Kinerja XL Axiata pada tahun 2024 terbilang positif. Pendapatan perusahaan meningkat 6 persen menjadi Rp 34,40 triliun, mendorong pertumbuhan EBITDA sebesar 13 persen (YoY) mencapai Rp 17,88 triliun dengan margin EBITDA mencapai 52 persen. Laba bersih pun melonjak 45 persen (YoY) menjadi Rp 1,85 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan Average Revenue Per User (ARPU) menjadi Rp 43.000, seiring dengan lonjakan trafik data sebesar 9 persen (YoY) mencapai 10.547 Petabytes. Kontribusi pendapatan layanan data dan digital pun meningkat hingga 92 persen dari total pendapatan.

Selain fundamental yang kuat, daya tarik investasi saham EXCL juga didukung oleh kebijakan dividen yang konsisten dan menarik. EXCL telah membagikan dividen secara rutin dalam beberapa tahun terakhir, dengan rencana pembagian dividen hingga 70 juta dollar AS (sekitar Rp 1,108 triliun) sebagai bagian dari rencana penggabungan usaha. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam enam tahun terakhir dan berpotensi memberikan yield dividen sekitar 3,7 persen dengan harga saham saat ini. Hal ini menjadi daya tarik bagi investor yang mencari kestabilan aliran kas.

Potensi kenaikan harga saham EXCL pasca-merger juga cukup signifikan. Merger dengan FREN diproyeksikan menciptakan sinergi pra-pajak hingga Rp 6,4 triliun per tahun dalam tiga tahun pasca-merger. Analis dari berbagai lembaga, termasuk konsensus Bloomberg yang menunjukkan 26 dari 31 analis merekomendasikan beli, memperkirakan target harga saham EXCL mencapai Rp 2.907,14 dalam 12 bulan ke depan. Bahkan, analis MNC Sekuritas, Christian Sitorus, memperkirakan potensi kenaikan hingga Rp 3.100 – Rp 3.400 jika sinergi merger mencapai 5-10 persen di tahun-tahun awal.

Meskipun prospeknya positif, investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk potensi dividen tambahan menjelang merger dan risiko pasar yang masih bergejolak. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor, dan analisis ini semata-mata bersifat informatif dan bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham.

Disclaimer: Artikel ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan penulis tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.