Lonjakan Harga Cabai di Banten: Pedagang Keluhkan Penurunan Omzet, Pemerintah Janji Operasi Pasar
Lonjakan Harga Cabai di Banten: Pedagang Mengeluh, Pemerintah Bergerak
Pasar Induk Rau di Kota Serang, Banten, menjadi saksi bisu lonjakan harga cabai yang signifikan selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah (Maret 2025). Harga cabai merah keriting, yang sebelumnya terpantau di angka Rp 60.000 per kilogram, kini meroket hingga dua kali lipat menjadi Rp 120.000 per kilogram. Kenaikan drastis ini telah menimbulkan keresahan di kalangan pedagang dan konsumen.
Badriah, seorang pedagang di Pasar Induk Rau, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menuturkan bahwa kenaikan harga tersebut telah terjadi sejak sepekan sebelum Ramadhan. "Kenaikannya sangat signifikan," ujarnya kepada Kompas.com pada Selasa (4/3/2025). "Cabai merah keriting mengalami kenaikan paling tinggi. Akibatnya, pembeli banyak yang mengurangi jumlah pembelian. Yang tadinya beli satu kilogram, sekarang hanya seperempat kilogram saja," tambahnya. Badriah mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab lonjakan harga ini, namun ia menyebutkan bahwa kenaikan harga bahan pokok menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadhan dan Lebaran telah menjadi tren tahunan.
Senada dengan Badriah, Ukon Ardiansyah, pedagang lainnya di pasar yang sama, juga mengeluhkan dampak negatif dari melonjaknya harga cabai. Ia menuturkan bahwa selain harga yang tinggi, ketersediaan cabai pun terbatas. Hal ini berdampak pada penurunan omzet penjualannya. "Penjualan turun drastis. Kami khawatir jika kondisi ini berlanjut hingga Lebaran, cabai akan membusuk karena tidak laku terjual," ungkap Ukon. Ukon juga menyoroti kenaikan harga bawang merah yang ikut melonjak dari Rp 25.000 menjadi Rp 52.000 per kilogram. Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkrit untuk mengatasi permasalahan ini.
Menanggapi situasi tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, Babar Suharso, memberikan penjelasan terkait penyebab melonjaknya harga cabai rawit merah. Ia menyatakan bahwa keterlambatan panen menjadi faktor utama. Panen cabai yang seharusnya dilakukan pada Februari lalu baru terlaksana pada Maret, sehingga distribusi ke pasar terhambat dan mengakibatkan kelangkaan serta kenaikan harga. "Permintaan tinggi, sementara pasokan terbatas," jelas Babar kepada wartawan pada hari Selasa.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemprov Banten berkolaborasi dengan pemerintah kota dan kabupaten di Banten akan melakukan operasi pasar. "Operasi pasar sebenarnya sudah dilakukan sejak sebelum Ramadhan di beberapa wilayah, seperti Tangerang dan Serang. Langkah ini akan kami tingkatkan," terang Babar. Selain itu, Pemprov Banten juga mengimbau para distributor bahan pokok untuk turut serta dalam mengendalikan harga agar inflasi dapat ditekan. "Kami mendorong distributor untuk aktif berpartisipasi dalam upaya stabilisasi harga," pintanya.
Situasi ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, terutama menjelang perayaan Idul Fitri. Langkah-langkah konkret dan kolaboratif antara pemerintah, pedagang, dan distributor sangat dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan dan affordability bahan pangan bagi masyarakat Banten.