Bahaya Mengonsumsi Gorengan Saat Berbuka Puasa: Ancaman Kesehatan Jantung dan Risiko Lainnya
Bahaya Mengonsumsi Gorengan Saat Berbuka Puasa: Ancaman Kesehatan Jantung dan Risiko Lainnya
Tradisi berbuka puasa dengan gorengan, seperti bakwan, tahu isi, atau cireng, memang menggugah selera. Kelezatannya yang gurih, apalagi jika ditambah sambal, kerap menjadi daya tarik tersendiri. Namun, kebiasaan ini perlu dikaji ulang mengingat potensi risiko kesehatan yang signifikan. Meskipun terasa nikmat sebagai hidangan pembuka, mengkonsumsi gorengan dalam jumlah banyak saat berbuka puasa justru dapat membahayakan kesehatan jangka panjang.
Menurut Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet, AN, APD, Dietisien FKKMK UGM, mengkonsumsi gorengan berlebihan saat berbuka puasa sangat tidak dianjurkan. Hal ini disebabkan oleh komposisi gorengan yang didominasi oleh karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat. Lemak tidak sehat, khususnya jika berasal dari minyak goreng bekas pakai berulang kali, menjadi sumber utama kolesterol jahat. Kolesterol jahat inilah yang meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah, hingga stroke. Penggunaan minyak goreng yang berulang kali meningkatkan kadar kolesterol jahat secara signifikan karena proses oksidasi yang terjadi pada minyak tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kualitas dan frekuensi penggunaan minyak goreng.
Selain itu, karbohidrat sederhana dalam gorengan juga cepat dicerna dan dibakar tubuh. Akibatnya, kadar gula darah akan cepat turun, sehingga memicu rasa lapar kembali dalam waktu singkat. Kondisi ini justru dapat mengganggu pola makan sehat selama bulan puasa dan berdampak negatif pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kondisi ini sangat tidak ideal, karena tubuh membutuhkan energi yang stabil dan bertahap sepanjang waktu berpuasa. Oleh karena itu, penting untuk memilih sumber karbohidrat yang kompleks, yang memberikan efek kenyang lebih lama.
Sebagai alternatif yang lebih sehat, Tony Arjuna merekomendasikan konsumsi karbohidrat kompleks, seperti buah-buahan. Beberapa pilihan buah yang rendah gula dan cocok untuk berbuka puasa antara lain:
- Semangka
- Alpukat
- Kiwi
- Raspberi
- Pepaya
- Naga
- Melon
Konsumsi buah-buahan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Untuk mendapatkan nutrisi seimbang, selain buah, perlu diimbangi dengan konsumsi sayur-sayuran dan makanan tinggi protein. Jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih yang cukup, baik setelah berbuka puasa maupun saat sahur, untuk menjaga hidrasi tubuh.
Kesimpulannya, meskipun mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa terasa menggiurkan, risiko kesehatan yang ditimbulkan perlu menjadi pertimbangan utama. Dengan memilih makanan yang lebih sehat dan seimbang, kita dapat menjaga kesehatan tubuh selama bulan puasa dan meminimalisir risiko penyakit kronis di masa mendatang. Memilih makanan yang tepat merupakan investasi kesehatan jangka panjang.