Banjir Bengkulu Tengah: Pemda Pastikan Pendidikan Korban Tetap Berjalan
Banjir Bengkulu Tengah: Pemda Pastikan Pendidikan Korban Tetap Berjalan
Bencana banjir yang melanda Desa Taba Baru, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah pada Kamis, 13 Maret 2025, telah mengakibatkan kerugian besar bagi warga, termasuk hilangnya sejumlah rumah dan harta benda. Tragedi ini turut berdampak pada tiga pelajar yang kehilangan seluruh perlengkapan sekolah mereka. Namun, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah bergerak cepat memastikan agar pendidikan anak-anak korban tetap berjalan tanpa hambatan.
Bupati Bengkulu Tengah, Rachmat Riyanto, menyatakan komitmennya agar ketiga pelajar – Monaliza (16), Olivia Utari (13), dan Fedigo Muhammad Soleh (7) – tetap dapat mengikuti proses belajar mengajar. “Meskipun kehilangan perlengkapan sekolah akibat banjir, saya pastikan mereka tetap bisa bersekolah,” tegas Bupati Riyanto pada Jumat, 14 Maret 2025. Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam melindungi hak pendidikan warga, terutama di tengah kondisi darurat bencana. Kepastian ini diberikan setelah adanya laporan mengenai kerusakan parah yang dialami beberapa rumah warga, termasuk terhanyutnya rumah dan harta benda milik keluarga para pelajar tersebut.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bengkulu Tengah diinstruksikan untuk langsung terjun ke lapangan dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Kepala Dikbud, Tomi Marisi, melaporkan telah mengunjungi para pelajar korban banjir didampingi oleh sejumlah kepala sekolah dari Kecamatan Taba Penanjung dan Kecamatan Merigi Kelindang. Pihak Dikbud memastikan pemenuhan kebutuhan sekolah para siswa, mulai dari pakaian seragam, alat tulis, hingga sepatu. “Kami telah menyalurkan bantuan dari Bapak Bupati berupa sembako dan uang tunai kepada orang tua siswa, untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar dan membeli perlengkapan sekolah,” ungkap Marisi dalam keterangan tertulisnya.
Lebih lanjut, Dikbud Bengkulu Tengah akan melakukan pendataan siswa SD dan SMP untuk mendapatkan bantuan seragam dan alat tulis sekolah gratis melalui program 100 hari kerja Bupati. Sementara itu, bagi siswa SMA, bantuan yang telah diberikan dapat digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah yang dibutuhkan. Selain bantuan material, pihak sekolah juga diberikan arahan untuk memberikan kelonggaran kepada siswa korban banjir. “Untuk sementara, anak-anak diperbolehkan bersekolah tanpa seragam. Hal ini telah kami sampaikan kepada para kepala sekolah,” jelas Marisi. Kebijakan ini menunjukkan empati dan fleksibilitas sistem pendidikan dalam menghadapi situasi darurat.
Kesedihan mendalam dirasakan Arensa (35), warga Desa Taba Baru, yang kehilangan seluruh harta bendanya termasuk perlengkapan sekolah ketiga anaknya. “Semua harta saya hanyut terbawa banjir. Rumah, Kartu Keluarga, televisi, kompor, pakaian sekolah anak-anak, rapor… semua hilang,” ujarnya dengan nada pilu. Ketiga anaknya, yang masing-masing duduk di bangku kelas II SMA, V SD, dan II SD, terpaksa tidak dapat bersekolah untuk sementara waktu karena kehilangan perlengkapan belajar mereka. Namun, berkat respons cepat pemerintah, nasib ketiga anak tersebut kini dapat kembali fokus pada pendidikan mereka.
Langkah-langkah cepat dan komprehensif yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah dalam menangani dampak banjir terhadap sektor pendidikan ini patut diapresiasi. Komitmen untuk memastikan akses pendidikan tetap terjaga bagi seluruh warga, terutama bagi mereka yang terdampak bencana, merupakan wujud nyata dari tata kelola pemerintahan yang responsif dan berpihak pada rakyat.