Pasukan Irak Basmi Pemimpin ISIS, Abu Khadija, dalam Operasi Gabungan
Pasukan Irak Basmi Pemimpin ISIS, Abu Khadija, dalam Operasi Gabungan
Pemerintah Irak mengumumkan keberhasilan operasi gabungan yang mengakibatkan tewasnya Abdullah Makki Muslih al-Rufay'i, pemimpin ISIS yang dikenal sebagai Abu Khadija. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, melalui akun media sosial X pada Jumat (14 Maret 2025). Al-Sudani menyebut Abu Khadija sebagai salah satu tokoh teroris paling berbahaya, baik di Irak maupun dunia, menekankan peran krusial operasi ini dalam upaya memberantas kelompok teroris tersebut.
Operasi yang menewaskan Abu Khadija melibatkan kerja sama strategis antara pasukan intelijen nasional Irak, Komando Operasi Gabungan Irak, dan Pasukan Koalisi Internasional. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam melawan ancaman terorisme yang terus berkembang dan beradaptasi. Dukungan dari koalisi pimpinan AS, yang telah bertahun-tahun terlibat dalam memerangi ISIS, menjadi faktor penting dalam keberhasilan operasi ini. Keberadaan jaringan intelijen yang luas dan efektif terbukti menjadi kunci dalam mengidentifikasi dan menargetkan Abu Khadija.
Keberhasilan ini menjadi pukulan telak bagi ISIS yang telah menimbulkan kerusakan besar di Irak dan Suriah selama bertahun-tahun. Kelompok teroris ini telah memberlakukan aturan garis keras Islam yang menindas jutaan warga sipil. Meskipun mengalami kemunduran signifikan sejak runtuhnya kekhalifahan yang diproklamirkan oleh Abu Bakr al-Baghdadi pada tahun 2014, ISIS terus berupaya untuk bangkit kembali dan melancarkan serangan di berbagai wilayah, termasuk Timur Tengah, Barat, dan Asia. Kematian Abu Khadija diharapkan dapat mengganggu rencana-rencana ISIS dan menghambat upaya mereka untuk merekrut anggota baru serta melancarkan aksi teror lebih lanjut.
Laporan dari Komando Pusat AS pada Juli 2024 menunjukkan bahwa ISIS berupaya untuk membangun kembali kekuatannya setelah beberapa tahun mengalami penurunan kemampuan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa ISIS telah melancarkan 153 serangan di Irak dan Suriah pada paruh pertama tahun 2024, menunjukkan peningkatan signifikan yang menunjukkan potensi kebangkitan kembali kelompok teroris ini. Oleh karena itu, keberhasilan operasi ini bukan hanya sebagai kemenangan taktis, tetapi juga strategi penting dalam melawan kebangkitan kembali ISIS.
Lebih lanjut, operasi ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi terorisme. Kerja sama yang erat antara Irak dan koalisi internasional terbukti efektif dalam melenyapkan pemimpin ISIS yang berbahaya. Keberhasilan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan semangat dalam melanjutkan upaya pemberantasan terorisme dan menjaga stabilitas keamanan regional.
Ke depannya, pemerintah Irak dan koalisi internasional akan terus meningkatkan kewaspadaan dan kerja sama untuk memastikan bahwa ISIS tidak dapat bangkit kembali dan melanjutkan aksi terorisme mereka. Upaya intelijen, operasi keamanan yang terkoordinasi, dan kerjasama internasional tetap menjadi kunci dalam mengatasi ancaman persisten dari kelompok ekstremis ini. Pengawasan dan pencegahan radikalisasi masyarakat juga menjadi fokus penting dalam strategi jangka panjang untuk memberantas terorisme.