Keutamaan Kurma sebagai Menu Buka Puasa dalam Perspektif Hadis dan Al-Qur'an
Keutamaan Kurma sebagai Menu Buka Puasa dalam Perspektif Hadis dan Al-Qur'an
Ramadhan, bulan suci penuh berkah bagi umat Islam, menyajikan berbagai anjuran sunnah yang memperkaya ibadah puasa. Di antara anjuran tersebut, mengonsumsi kurma saat berbuka puasa menempati posisi istimewa, didukung oleh hadis Nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat Al-Qur'an. Praktik ini bukan sekadar tradisi, melainkan memiliki dasar teologis dan manfaat kesehatan yang signifikan.
Hadis yang Menganjurkan Buka Puasa dengan Kurma
Beberapa riwayat hadis menekankan keutamaan berbuka puasa dengan kurma. Salah satu riwayat yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi menyebutkan: "Rasulullah berbuka dengan makan beberapa biji kurma muda, jika tidak ada maka dengan beberapa butir kurma biasa dan jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan fleksibilitas dalam menjalankan sunnah ini; kurma muda (rutāb) menjadi pilihan utama, namun kurma kering atau bahkan air putih dapat menjadi alternatif jika kurma tidak tersedia. Hal ini menunjukkan esensi dari sunnah ini bukanlah sekadar jenis makanan, tetapi semangat untuk memulai berbuka dengan sesuatu yang manis dan bergizi, sesuai ketersediaan.
Lebih lanjut, buku 'Panduan Muslim Sehari-hari' karya DR. KH. M. Hamdan Rasyid, MA dan Saiful Hadi El-Sutha menjelaskan urutan prioritas yang ideal: kurma matang di pohon, kemudian kurma kering, dan terakhir air putih. Urutan ini mengindikasikan kualitas gizi yang semakin menurun, namun tetap menekankan pentingnya memulai berbuka dengan sesuatu yang dapat memulihkan energi setelah seharian berpuasa.
Kurma dalam Perspektif Al-Qur'an: Rezeki dan Karunia Ilahi
Keutamaan kurma juga diabadikan dalam Al-Qur'an. Surat An-Nahl ayat 67 menyebutkan: "وَمِنْ ثَمَرٰتِ النَّخِيْلِ وَالْاَعْنَابِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْهُ سَكَرًا وَّرِزْقًا حَسَنًاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ" (Artinya: "Dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.") Ayat ini menunjuk pada kurma sebagai bagian dari rezeki yang baik dan nikmat Allah SWT. Selain itu, Surat Maryam ayat 25 juga menyebut kurma dalam konteks kisah Nabi Maryam: "وَهُزِّيْٓ اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّاۖ" (Artinya: "Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menjatuhkan buah kurma yang masak kepadamu.") Ayat ini menunjukkan keajaiban kurma sebagai buah yang penuh berkah.
Pahala Memberi Makan Orang yang Berpuasa
Selain mengonsumsi kurma sendiri, memberikan kurma kepada orang yang berbuka puasa juga memiliki keutamaan. Seperti yang dijelaskan dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa memberi buka (makan) orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu." (HR. Tirmidzi). Bahkan, sebuah hadis lain menyebutkan bahwa pahala ini diberikan Allah SWT walaupun hanya berupa satu butir kurma, seteguk air, atau segelas susu. Hal ini menunjukkan betapa besar ganjaran bagi mereka yang berbagi rezeki di bulan Ramadhan.
Kesimpulannya, mengkonsumsi kurma saat berbuka puasa bukan hanya sekadar tradisi, melainkan sebuah anjuran yang berakar kuat dalam ajaran Islam, baik dari perspektif hadis maupun Al-Qur'an. Selain itu, kurma juga membawa makna berbagi dan kepedulian terhadap sesama muslim yang berpuasa.