Ayana Moon: Puasa Ramadan di Jakarta dan Perjalanan Spiritualnya

Ayana Moon: Puasa Ramadan di Jakarta dan Perjalanan Spiritualnya

Selebriti internet asal Korea Selatan, Ayana Moon, menjalani ibadah puasa Ramadan tahun ini di Jakarta. Pengalamannya berpuasa di ibukota Indonesia, yang berbeda dengan negaranya, menarik perhatian. Dalam sebuah wawancara di acara Rumpi, TransTV, Jakarta Selatan, Jumat (14/3/2025), Ayana mengungkapkan perasaannya yang positif, menyebut pengalaman tersebut "Seru iya di sini senang." Namun, ia juga mengakui adanya perbedaan signifikan dalam proses penentuan awal puasa Ramadan antara Indonesia dan Korea Selatan.

Di Indonesia, Ayana menjelaskan, penentuan awal puasa melibatkan sidang yang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk keputusan dari organisasi Islam seperti NU. Hal ini berbeda dengan pengalamannya di Korea Selatan, di mana penentuan awal puasa didasarkan pada keputusan KMF (organisasi Islam pertama dan satu-satunya di Korea Selatan yang berawal dari suatu komunitas masyarakat Muslim asli penduduk Korea), membuatnya sedikit kebingungan di awal.

"Iya sempat bingung sih. Soalnya di sini nunggu keputusan sidang dulu ya ada NU, dan sidang lainnya ya. Kalau di Korea itu kita cuma menunggu keputusan KMF, selain itu nggak ada," jelasnya.

Selain perbedaan dalam penentuan awal puasa, Ayana juga menikmati beragam kuliner Indonesia untuk berbuka puasa. Ia memberikan penilaiannya terhadap beberapa makanan, seperti cilok (nilai 8), es teler (suka), dan kolak (nilai 5), dengan es teler menjadi favoritnya. Menariknya, ia memilih untuk selalu berbuka puasa di luar rumah agar dapat langsung mengikuti salat Tarawih berjemaah di masjid. "Jadi memang aku selalu buka puasa di luar, minum dulu, dan makan setelahnya, baru salat berjemaah di masjid," tuturnya.

Perjalanan Spiritual yang Inspiratif

Kisah perjalanan spiritual Ayana Moon menuju Islam juga tak kalah menarik. Prosesnya, yang dimulai sejak tahun 2012, diwarnai dengan berbagai tantangan. Salah satu rintangan terbesar yang ia hadapi adalah penolakan dari keluarganya. Dalam sebuah wawancara sebelumnya di channel YouTube Cinta Quran TV pada September 2020, Ayana mengungkapkan, "Ada banyak ujian saat itu, orang tua saya tidak suka Islam, bahkan sampai sekarang. Karena mereka pikir saya melepas semuanya karena Islam."

Keinginan untuk mendalami ajaran Islam mengantarkan Ayana ke Malaysia. Ia merasakan keterbatasan dalam pembelajaran Islam di Korea Selatan, mendorongnya untuk mencari pengetahuan lebih lanjut di negeri jiran tersebut. Perjalanan ini dijalani dengan penuh tantangan, karena Ayana pergi tanpa dukungan finansial dan sosial. "Itu karena saya masih muda. Saya tidak berpikir panjang. Saya datang ke Malaysia seorang diri, tidak punya uang, tidak punya teman, tidak ada yang menjagaku. Saya menangis setiap hari," kenangnya.

Meskipun menghadapi berbagai cobaan, Ayana Moon tidak pernah menyerah. Ia terus berjuang untuk memperdalam pemahaman dan pengamalan agamanya. Dedikasi dan ketabahannya tersebut terpancar dari pernyataannya, "Saya berdoa, 'ya Allah tolong berikan kesempatan untuk saya menguatkan iman'. Dan akhirnya sampai saat ini semuanya berjalan lancar. Tapi itu juga bukan karena doa, saya juga telah melakukan yang terbaik yang saya bisa." Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang yang tengah berjuang dalam perjalanan spiritual mereka. Dari pengalaman berpuasa di Jakarta hingga perjalanan spiritualnya yang penuh tantangan, Ayana Moon memberikan teladan akan keteguhan iman dan pencarian jati diri.