Strategi Mengelola Keuangan Keluarga di Tengah Kenaikan Harga: Prioritaskan Gizi Anak
Strategi Mengelola Keuangan Keluarga di Tengah Kenaikan Harga: Prioritaskan Gizi Anak
Inflasi yang tinggi dan kenaikan harga kebutuhan pokok tengah menjadi tantangan bagi banyak keluarga Indonesia. Kondisi ekonomi yang sulit ini mengharuskan setiap kepala keluarga untuk lebih cermat dalam mengatur pengeluaran, namun tetap memastikan pemenuhan gizi keluarga, khususnya bagi anak-anak yang membutuhkan nutrisi optimal untuk tumbuh kembang. Data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) tahun 2021 menunjukkan fakta yang memprihatinkan: 69,1% penduduk Indonesia tidak mampu membeli pangan bergizi senilai Rp 22.126 per hari atau setara dengan Rp 663.791 per bulan. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan gizi minimal yang direkomendasikan.
Menghadapi situasi ini, beberapa strategi pengelolaan keuangan perlu diterapkan. Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan dan CEO Zap Finance, menyarankan tiga langkah kunci. Pertama, buatlah anggaran bulanan yang realistis dan sesuai dengan pendapatan. Hal ini penting untuk mencegah pengeluaran yang melebihi pemasukan. Langkah kedua, prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan kurangi pengeluaran untuk barang-barang non-esensial. Dengan demikian, pengeluaran dapat lebih mudah dikontrol dan diarahkan pada hal-hal yang penting. Langkah terakhir, catat seluruh pengeluaran dan identifikasi pos-pos pengeluaran yang dapat dikurangi, dihilangkan, atau digantikan dengan alternatif yang lebih ekonomis. Disiplin mencatat pengeluaran akan membantu melihat gambaran utuh dan mengidentifikasi area perbaikan dalam manajemen keuangan keluarga.
Sayangnya, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan: pengeluaran untuk rokok tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk telur. Kondisi ini menunjukkan adanya prioritas yang salah dalam pengeluaran rumah tangga. Untuk itu, penting bagi keluarga untuk mengutamakan asupan nutrisi yang bergizi dan terjangkau. Dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi, menyarankan untuk mengutamakan bahan makanan lokal sebagai solusi. Berikut beberapa tips praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan biaya yang lebih terjangkau:
- Pilih protein hewani yang ekonomis: Ikan merupakan sumber protein hewani yang relatif lebih murah dibandingkan daging merah. Pastikan untuk menyediakan protein hewani minimal sekali dalam sehari.
- Konsumsi zat besi secara teratur: Sumber zat besi penting untuk tumbuh kembang anak. Konsumsilah makanan kaya zat besi minimal dua kali seminggu. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, konsumsi buah-buahan kaya vitamin C.
- Manfaatkan bahan pangan lokal: Tempe, tahu, telur, sayur-sayuran hijau, dan buah-buahan musiman merupakan pilihan yang bernutrisi dan relatif terjangkau.
- Memasak di rumah: Memasak sendiri di rumah jauh lebih hemat dibandingkan membeli makanan jadi. Dengan demikian, penghematan biaya dapat dialokasikan untuk kebutuhan gizi lainnya.
Dengan perencanaan keuangan yang matang, penghematan yang tepat sasaran, dan prioritas pada konsumsi pangan bergizi, keluarga Indonesia dapat mengatasi tantangan ekonomi tanpa mengorbankan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Perlu diingat, bahwa kesehatan anak merupakan investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan keuangan keluarga.