Jokowi Bantah Keras Kirim Utusan ke PDIP, Deddy Sitorus Tetap Bersikukuh

Jokowi Bantah Keras Kirim Utusan ke PDIP, Deddy Sitorus Tetap Bersikukuh

Presiden Joko Widodo secara tegas membantah tudingan yang dilontarkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, terkait pengiriman utusan untuk meminta agar dirinya tidak dipecat dari partai. Bantahan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Banjarsari, Jumat (14/3/2025). "Tidak ada (utusan), ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?" tegas Jokowi, menanggapi tudingan yang telah beredar luas di media. Ia mempertanyakan logika di balik tudingan tersebut dan menekankan ketidakberpihakannya terhadap intervensi partai dalam hal keanggotaannya. Jokowi juga menambahkan bahwa selama ini ia memilih untuk diam menghadapi berbagai fitnah dan kritikan yang dilontarkan kepadanya, namun ia menegaskan bahwa kesabarannya memiliki batas.

"Kepentingannya apa saya mengutus untuk itu, kepentingannya apa? Coba logikanya," ujar Jokowi, menekankan absurditas dari tudingan tersebut. "Saya itu sudah diam lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho, tapi ada batasnya," sambungnya, memberikan gambaran atas sikapnya menghadapi situasi yang berkembang. Pernyataan tegas Presiden Jokowi ini menjadi kontra-naratif atas pernyataan yang disampaikan oleh Deddy Sitorus sebelumnya.

Sementara itu, Deddy Sitorus, ketika dikonfirmasi terkait bukti-bukti yang mendukung pernyataannya, memilih untuk tidak memberikan respons langsung. Ia hanya memberikan komentar singkat, "Kalau kata netizen +62 biasalah, sein kiri belok kanan," menunjukkan respon yang cenderung mengabaikan substansi dari bantahan Presiden Jokowi. Deddy juga kembali menuding Jokowi dengan mengatakan bahwa sikap Jokowi tidak pernah berubah. "Kan sudah bertahun-tahun kayak begitu," ujarnya, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Sikap Deddy Sitorus ini semakin memperkeruh situasi dan menimbulkan pertanyaan mengenai dasar dari pernyataannya sebelumnya.

Sebelumnya, pada Rabu (12/3/2025), Deddy Sitorus telah mengungkap adanya utusan yang menemui pihak PDI Perjuangan pada 14 Desember 2024. Utusan tersebut, menurut Deddy, meminta Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, untuk mundur dari jabatannya dan meminta agar Jokowi tidak dipecat dari partai. Lebih lanjut, Deddy juga menyebutkan adanya informasi tentang sembilan kader PDI Perjuangan yang menjadi target pihak kepolisian dan KPK. Pernyataan ini langsung menimbulkan kontroversi dan menjadi sorotan publik, hingga akhirnya dibantah keras oleh Presiden Jokowi sendiri.

Pernyataan yang saling bertolak belakang antara Presiden Jokowi dan Ketua DPP PDI Perjuangan ini menimbulkan spekulasi dan pertanyaan publik mengenai dinamika internal partai dan hubungan antara Presiden Jokowi dengan PDI Perjuangan. Ketiadaan bukti konkrit dari pihak yang menuding semakin memperkuat keraguan publik terhadap kebenaran informasi yang beredar. Situasi ini menuntut kejelasan dan transparansi dari kedua belah pihak untuk menghindari persepsi negatif dan menjaga stabilitas politik.

  • Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
    • Presiden Jokowi dengan tegas membantah mengirimkan utusan ke PDI Perjuangan.
    • Deddy Sitorus tidak memberikan bukti atas pernyataannya.
    • Pernyataan Deddy Sitorus menyebutkan adanya utusan yang meminta Hasto Kristiyanto mundur dan Jokowi tidak dipecat.
    • Pernyataan Deddy Sitorus juga menyebutkan sembilan kader PDI Perjuangan menjadi target kepolisian dan KPK.
    • Jokowi menyatakan selama ini ia diam menghadapi fitnah dan kritikan.