Kimberly Ryder Ungkap Komunikasi Terbuka dengan Anak Soal Keberadaan Edward Akbar Pasca Perceraian

Kimberly Ryder Ungkap Komunikasi Terbuka dengan Anak Soal Keberadaan Edward Akbar Pasca Perceraian

Aktris Kimberly Ryder, dalam wawancara baru-baru ini, secara terbuka membahas bagaimana ia menjelaskan kepada kedua anaknya, Rayden Starlight Akbar dan Aisyah Moonlight Akbar, tentang ketidakhadiran sang ayah, Edward Akbar, pasca perceraian mereka pada 29 November 2024. Perpisahan pasangan yang menikah pada 26 Agustus 2018 ini telah menimbulkan pertanyaan dari anak-anak mereka, yang hingga kini belum bertemu kembali dengan sang ayah. Gugatan cerai yang diajukan Kimberly pada 12 Juli 2024 di Pengadilan Agama Jakarta Pusat telah resmi mengakhiri ikatan pernikahan mereka, dan kedua anak berada dalam pengasuhan Kimberly.

Meskipun perpisahan tersebut telah terjadi, Kimberly menekankan bahwa ia tidak pernah menghalangi Edward Akbar untuk bertemu anak-anaknya. Namun, kenyataan pahitnya adalah pertemuan antara anak-anak dan ayah mereka belum terwujud hingga saat ini. "Belum (ketemu lagi sampai sekarang), terakhir ketemu sudah lama banget," ungkap Kimberly dalam sebuah program televisi, Jumat (14/3/2025). Ketidakhadiran Edward Akbar ini kemudian memicu pertanyaan dari Rayden dan Aisyah yang masih berusia belia. Sebagai orang tua yang bijak, Kimberly memilih untuk bersikap jujur dan terbuka kepada anak-anaknya.

"Ya dijelasin dong. Aku bilang ke mereka, 'Maaf ya, Papa mungkin banyak perasaan yang besar dan butuh waktu sendiri. Jadi maaf Papanya belum bisa datang ketemu kalian', gitu sih aku menjelaskan sama anak-anak," jelasnya. Kimberly memberikan penjelasan yang sesuai usia anak-anaknya, menghindari hal-hal yang rumit atau berpotensi menimbulkan trauma. Ia menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan menghindari penyampaian informasi yang menyesatkan atau menyudutkan salah satu pihak. Keputusan untuk jujur sejak awal, menurut Kimberly, lebih baik daripada membiarkan anak-anak berspekulasi dan berimajinasi tentang penyebab ketidakhadiran sang ayah. Dengan penjelasan yang diberikan, anak-anaknya, menurut Kimberly, kini telah memahami situasi dan tidak lagi menanyakan keberadaan Edward Akbar secara terus-menerus. Sikap tenang dan bijaksana Kimberly dalam menghadapi situasi ini patut diapresiasi.

Lebih lanjut, Kimberly menegaskan bahwa ia selalu menghindari menjelekkan Edward Akbar di hadapan anak-anaknya. "Aku nggak pernah menjelekkan dia kalau anak-anak tanya. Ya aku kasih tahu saja yang sebenarnya gimana," tuturnya. Prioritas Kimberly adalah memberikan penjelasan yang sejujur dan seterang mungkin, tanpa mencampuri emosi negatif yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak-anak. Ia memilih untuk fokus pada kesejahteraan emosional mereka, serta menjaga hubungan yang sehat meskipun dalam konteks perpisahan orang tua.

Kimberly juga mengungkapkan bahwa kedua anaknya sudah mengetahui perihal perceraian orang tua mereka. Keputusan untuk memberi tahu anak-anak sejak dini merupakan bagian dari strategi Kimberly untuk menciptakan lingkungan yang aman dan transparan bagi perkembangan mereka. "Daripada mereka mikirnya ke mana-mana, ya aku jelasin kalau saya dan papanya sudah tidak bersama lagi," tambahnya. Dengan demikian, ia berupaya mencegah munculnya interpretasi yang salah dan mengurangi potensi munculnya trauma psikis pada anak-anak akibat perceraian orang tua. Sikap proaktif Kimberly dalam mengkomunikasikan situasi ini kepada anak-anaknya layak dijadikan contoh dalam penanganan perceraian dalam keluarga.