Bencana Longsor di Takari, Kupang: Dua Rumah Tertimbun, Puluhan Warga Mengungsi

Bencana Longsor di Takari, Kupang: Dua Rumah Tertimbun, Puluhan Warga Mengungsi

Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilanda bencana alam berupa tanah longsor yang terjadi secara bertahap pada Sabtu, 1 Maret 2025, pukul 09.00 WITA hingga Minggu, 2 Maret 2025, pukul 14.13 WITA. Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan signifikan, terutama pada permukiman warga. Dua rumah warga tertimbun material longsor, sementara lima lainnya mengalami kerusakan. Tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden ini, namun dampaknya terhadap kehidupan warga sangat signifikan.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kupang, Paulus Liu, menjelaskan detail dampak longsor tersebut. Ia menyatakan bahwa total tujuh rumah terdampak, dengan dua rumah mengalami kerusakan terparah akibat tertimbun langsung. Sebanyak 10 Kepala Keluarga (KK) atau 36 jiwa yang menjadi penghuni rumah-rumah tersebut kini terpaksa mengungsi. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam karena mereka kehilangan tempat tinggal dan harta benda. Para pengungsi saat ini ditampung sementara di Kantor Kecamatan Takari. Situasi tersebut membutuhkan respon cepat dan terkoordinasi dari pemerintah dan instansi terkait.

Bahaya longsor belum sepenuhnya mereda. Bapak Paulus Liu menekankan bahwa pergerakan tanah masih terjadi di area tersebut, sehingga menimbulkan ancaman bagi warga di sekitar lokasi. Minimnya informasi detail tentang kondisi geologi daerah tersebut dan faktor penyebab longsor memerlukan kajian lebih lanjut. Beliau pun mengimbau agar warga tetap waspada dan menghindari area rawan longsor untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Pemerintah setempat perlu memberikan edukasi terkait mitigasi bencana kepada masyarakat di daerah rawan longsor.

Tanggap darurat telah dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Kupang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang. Kedua instansi tersebut telah berada di lokasi kejadian untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban. Bantuan yang diberikan meliputi tempat tinggal sementara, kebutuhan pokok, dan dukungan medis jika diperlukan. Namun, upaya tersebut perlu diperkuat dengan langkah-langkah jangka panjang untuk memastikan keselamatan dan pemulihan kehidupan masyarakat yang terdampak.

Selain 10 KK yang rumahnya rusak, longsor juga mengancam 33 KK lainnya atau sekitar 181 jiwa yang tinggal di dekat lokasi kejadian. Ini menunjukkan luasnya dampak potensial dari bencana alam ini. Pemerintah daerah perlu melakukan kajian dan langkah antisipatif untuk mencegah kejadian serupa berulang dan mengurangi risiko bencana di daerah tersebut. Penanganan yang terpadu dan komprehensif, melibatkan berbagai pihak terkait, menjadi sangat krusial untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Takari.

Langkah-langkah selanjutnya mencakup identifikasi lokasi yang rawan longsor, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana, serta rencana pembangunan infrastruktur yang mampu menahan longsor di masa mendatang. Kecepatan dan efektivitas respon pemerintah akan menentukan kecepatan pemulihan dan keberhasilan dalam meminimalisir dampak yang lebih besar.

Daftar bantuan yang dibutuhkan masih dalam proses assesment, akan segera diinformasikan selanjutnya.