PAN Imbau Persatuan dan Menghindari Fitnah di Tengah Dinamika Politik

PAN Imbau Persatuan dan Menghindari Fitnah di Tengah Dinamika Politik

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, menyerukan persatuan dan menghindari saling menyalahkan di tengah dinamika politik yang tengah terjadi. Pernyataan ini disampaikan menanggapi tudingan yang dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait dugaan intervensi dalam internal partai. Saleh menekankan pentingnya menjaga suasana kondusif, khususnya di bulan suci ini, dengan mengurangi sikap saling mencari kesalahan.

"Kita semua diimbau memperbanyak ibadah. Kurangi mencari-cari kesalahan orang. Dengan begitu, ada rahmat dan kasih sayang yang disebarkan," ujar Saleh dalam keterangan persnya pada Jumat (14/3/2025). Ia menambahkan bahwa banyak pihak telah mengakui prestasi dan kebaikan Jokowi selama kepemimpinannya sebagai Presiden RI. Apresiasi atas kontribusi Jokowi bagi bangsa, menurut Saleh, merupakan bentuk penghormatan sesama anak bangsa.

Saleh juga menyoroti tudingan yang dialamatkan kepada Jokowi tanpa disertai bukti yang valid. Ia mengingatkan potensi tudingan tersebut untuk berkembang menjadi fitnah yang dapat menimbulkan keresahan dan kegaduhan di masyarakat. "Selama tidak terbukti, hal-hal seperti itu tidak selayaknya disebarluaskan. Dikhawatirkan malah menjadi fitnah yang menimbulkan keresahan dan kegaduhan," tegasnya.

Lebih lanjut, Saleh menegaskan komitmen PAN terhadap politik kebersamaan. Ia berpendapat bahwa kontestasi politik seharusnya difokuskan pada upaya peningkatan pelayanan publik dan mewujudkan kesejahteraan rakyat. "Karena bagaimanapun, akhir dari seluruh perjuangan politik adalah perwujudan kesejahteraan rakyat," pungkasnya. Sikap PAN ini mencerminkan penekanan pada pentingnya menjaga stabilitas politik nasional di tengah dinamika internal partai politik.

Jokowi Bantah Tudingan Intervensi PDIP

Presiden Jokowi sendiri telah membantah secara tegas tudingan yang dilontarkan oleh PDIP. Dalam keterangannya di kediamannya di Sumber, Banjarsari, Jokowi menyatakan tidak pernah mengutus siapapun untuk melakukan intervensi dalam urusan internal PDIP, termasuk permintaan agar dirinya tidak dipecat dari partai tersebut.

"Nggak ada (utusan), ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?" tegas Jokowi, menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus yang sebelumnya menyebut adanya utusan yang meminta Sekjen PDIP mundur dan agar Jokowi tidak dipecat pada 14 Desember 2024. Jokowi juga menyatakan dirinya selama ini lebih memilih diam menghadapi fitnah dan celaan, namun menegaskan bahwa ada batasnya. "Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho, tapi ada batasnya," ujarnya.

Pernyataan Jokowi ini semakin memperkuat pernyataan PAN yang menyerukan untuk menghindari saling menyalahkan dan berfokus pada upaya untuk menciptakan iklim politik yang kondusif. Kedua pernyataan ini menunjukkan adanya upaya untuk meredam potensi konflik dan menjaga stabilitas politik nasional.

Dinamika Internal PDIP dan Implikasinya

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengungkapkan adanya utusan yang menemui perwakilan PDIP pada 14 Desember 2024. Utusan tersebut menyampaikan permintaan agar Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mundur dari jabatannya, serta permintaan agar Jokowi tidak dipecat dari partai. Deddy Sitorus juga menyebut adanya informasi tentang sembilan kader PDIP yang menjadi target pihak kepolisian dan KPK.

Pernyataan Deddy Sitorus ini telah memicu beragam reaksi dan menunjukkan dinamika internal yang cukup kompleks di dalam tubuh PDIP. Pernyataan PAN dan bantahan Jokowi menjadi respon atas situasi politik yang berkembang tersebut. Kejadian ini menyoroti pentingnya komunikasi dan transparansi dalam hubungan antar partai politik dan menjaga stabilitas politik nasional.