Status Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi dan Getaci di Era Pemerintahan Baru: Antara Kelanjutan dan Evaluasi

Status Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi dan Getaci di Era Pemerintahan Baru: Antara Kelanjutan dan Evaluasi

Proyek pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali dan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) di Jawa Barat, yang sebelumnya masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, kini menghadapi ketidakpastian di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Daftar PSN terbaru yang dirilis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 hanya memuat empat proyek jalan tol, jauh lebih sedikit dibandingkan lebih dari 30 proyek jalan tol yang terdaftar sebagai PSN pada periode sebelumnya.

Ketidakjelasan status kedua proyek tol ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah. Beliau menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan resmi mengenai pencabutan status PSN untuk proyek-proyek tersebut, sehingga proses sinkronisasi data dan evaluasi masih berlangsung. Proses ini melibatkan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebagai pihak yang berwenang untuk menentukan kelanjutan proyek-proyek tersebut.

"Proses konsolidasi masih berjalan," ujar Zainal dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/3/2025). "Pembahasan terkait PSN ini melibatkan Kementerian PPN/Bappenas. Keputusan akhir mengenai kelanjutan proyek-proyek ini ada di tangan mereka." Zainal menambahkan bahwa perlakuan terhadap Tol Gilimanuk-Mengwi dan Getaci akan serupa dengan PSN lainnya setelah keputusan final dikeluarkan. Ia menekankan bahwa prioritas utama adalah menghindari kerugian bagi pihak-pihak yang terlibat.

Kendala yang dihadapi kedua proyek tol ini sebelum adanya perubahan pemerintahan bukan hanya soal pendanaan. Proses lelang untuk kedua proyek tersebut sempat mengalami penundaan dan beberapa kali gagal. Untuk Tol Gilimanuk-Mengwi, bahkan sempat diumumkan penundaan lelang oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Faktor efisiensi anggaran pemerintah juga menjadi pertimbangan, mengingat kedua proyek ini membutuhkan investasi yang signifikan dari pemerintah.

Jalan Tol Getaci, yang direncanakan sepanjang 206,65 km dengan anggaran awal Rp 56,2 triliun, mengalami pemangkasan skala prioritas. Awalnya, pembangunan hanya direncanakan hingga Ciamis (108 km, Rp 37,64 triliun), namun kini ada kemungkinan rencana tersebut akan dipangkas lagi hingga Tasikmalaya. Sementara itu, Tol Gilimanuk-Mengwi, yang akan menjadi tol terpanjang di Bali sepanjang 96,68 km, juga menghadapi kesulitan dalam memperoleh investor, kendati telah direncanakan akan dibangun dalam tiga seksi: Seksi 1 (Gilimanuk-Pekutatan, 53,6 km), Seksi 2 (Pekutatan-Soka, 24,3 km), dan Seksi 3 (Soka-Mengwi, 18,9 km).

Kesimpulannya, nasib proyek Tol Gilimanuk-Mengwi dan Getaci masih belum pasti. Keputusan pemerintah terkait kelanjutan kedua proyek tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan infrastruktur di Bali dan Jawa Barat, serta berdampak pada rencana konektivitas antar daerah dan investasi di sektor infrastruktur.