Bencana Banjir Putuskan Akses Antar Kecamatan di Flores Timur, Warga Terisolir
Bencana Banjir Putuskan Akses Antar Kecamatan di Flores Timur, Warga Terisolir
Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali dilanda bencana alam. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Jumat malam, 14 Maret 2025, mengakibatkan banjir bandang yang memutus akses jalan utama antar kecamatan. Kejadian ini menyebabkan terisolasinya sejumlah desa dan menimbulkan kesulitan bagi warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Ruas jalan penghubung antara Kecamatan Adonara Timur dan Adonara Tengah, tepatnya di Desa Horohura, Kecamatan Adonara Tenga, mengalami kerusakan parah. Menurut keterangan Ipda Januardana Rambi, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Adonara Barat, jalan tersebut putus total akibat terjangan banjir. Kondisi ini mengakibatkan lumpuhnya akses transportasi baik roda dua maupun roda empat. Warga yang hendak menuju Lite dari Waiwerang, misalnya, terpaksa menempuh jalur alternatif yang jauh lebih panjang dan memakan waktu. Jalur alternatif yang dimaksud adalah melalui Wotan Ulumado, Tobilota, Waiwadan, dan baru kemudian menuju Adonara Tengah. Perjalanan yang seharusnya singkat, kini menjadi perjalanan yang melelahkan dan menghabiskan waktu berjam-jam.
"Putusnya akses jalan ini benar-benar memutus akses warga," ujar Ipda Januardana. "Tidak hanya mobilitas warga yang terganggu, tetapi juga distribusi barang dan logistik menjadi terhambat." Kondisi ini tentunya berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan warga di daerah terdampak.
Selain memutus akses jalan, banjir bandang juga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah permukiman. Lebih dari 40 rumah dan Pondok Pesantren Al Bara'ah Crowerian di Desa Duwanur, Kecamatan Adonara Barat, terendam air dan lumpur. Meskipun volume air kini mulai surut, ancaman banjir susulan tetap ada jika hujan kembali turun. Kondisi ini mengharuskan warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana selanjutnya.
Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan tindakan cepat dan tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Pembersihan material di area jembatan dan normalisasi kali menjadi hal yang mendesak untuk mencegah kejadian serupa terulang dan meminimalisir dampak negatif bagi warga. Langkah-langkah antisipasi bencana juga perlu diperkuat untuk melindungi masyarakat dari ancaman bahaya banjir di masa mendatang. Perbaikan infrastruktur jalan juga perlu menjadi prioritas utama guna mengembalikan aksesibilitas dan mobilitas warga.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Jalan penghubung antar kecamatan putus total akibat banjir.
- Akses warga terputus, mobilitas dan distribusi barang terhambat.
- Lebih dari 40 rumah dan sebuah pondok pesantren terendam banjir.
- Ancaman banjir susulan masih ada.
- Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan tindakan untuk penanganan bencana dan perbaikan infrastruktur.
Kondisi ini memerlukan penanganan serius dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga yang terdampak bencana.