Demo HMI di STIKES Bina Bangsa Majene Berujung Ricuh: Konflik Skorsing Mahasiswa dan Insiden Perusakan Bendera

Demo HMI di STIKES Bina Bangsa Majene Berujung Ricuh: Konflik Skorsing Mahasiswa dan Insiden Perusakan Bendera

Demo yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Bangsa Majene, Sulawesi Barat, pada pekan lalu berujung ricuh. Aksi demonstrasi ini dilatarbelakangi oleh sanksi skorsing yang dijatuhkan kepada salah satu kader HMI bernama Sri. Pihak kampus menegaskan bahwa skorsing tersebut merupakan konsekuensi dari pelanggaran berulang terhadap tata tertib kampus yang dilakukan Sri. Pelanggaran tersebut meliputi beberapa tindakan, antara lain perkelahian dengan sesama mahasiswa dan tindakan tidak sopan terhadap dosen.

Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan STIKES Bina Bangsa Majene, Ahmad Rifai, menjelaskan bahwa sanksi skorsing selama satu semester telah diputuskan setelah melalui proses rapat dan mempertimbangkan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan Sri. Beliau menekankan bahwa sanksi tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku di kampus. "Sanksinya sesuai dengan pelanggarannya, sesuai dengan tata tertib," tegas Rifai dalam keterangannya kepada media.

Namun, demonstrasi yang awalnya terpusat pada tuntutan pencabutan sanksi skorsing tersebut berubah menjadi ricuh setelah terjadi insiden perusakan bendera HMI. Insiden ini memicu eskalasi konflik dan berlanjut pada aksi demonstrasi susulan. Dalam aksi susulan tersebut, dilaporkan terjadi dugaan pengeroyokan terhadap seorang mahasiswa STIKES oleh massa HMI. Korban, yang saat itu berusaha menghalangi massa HMI memasuki kampus, mengalami kekerasan fisik dan langsung dilarikan ke dalam gedung kampus oleh petugas keamanan untuk menghindari amukan massa. Kasus dugaan pengeroyokan ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian.

Kepolisian setempat, melalui Kasi Humas Polres Majene Iptu Suyuti, mengkonfirmasi laporan tersebut dan menyatakan tengah melakukan penyelidikan. "Saat korban berada dalam kampus, lalu menghalangi anak HMI agar tidak memasuki kampus, tetapi anak HMI tiba-tiba mendorong paksa untuk masuk ke kampus, di saat itu pula anak HMI memukul dan menendang korban," ujar Iptu Suyuti kepada awak media. Pihak kepolisian menegaskan akan memproses laporan tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

Meskipun demonstrasi telah menimbulkan kericuhan dan insiden kekerasan, pihak STIKES Bina Bangsa Majene dan perwakilan HMI telah berhasil mencapai kesepakatan damai. Pihak kampus menyampaikan permohonan maaf atas insiden perusakan bendera HMI dan berkomitmen untuk menggantinya. Video permintaan maaf dari pihak kampus telah beredar dan menjadi bukti penyelesaian konflik tersebut. Namun, proses hukum terkait kasus dugaan pengeroyokan tetap berjalan terpisah dan akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Kejadian ini menyoroti pentingnya mekanisme penyelesaian konflik yang efektif dan mengedepankan dialog dalam lingkungan kampus. Proses penegakan disiplin kampus juga perlu dikaji untuk memastikan keadilan dan tidak menimbulkan konflik yang berpotensi merugikan semua pihak. Peristiwa ini juga menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar senantiasa mengedepankan jalur dialog dan menghindari tindakan anarkis dalam penyampaian aspirasi.

Berikut poin-poin penting dari kronologi kejadian:

  • Sri, kader HMI, mendapatkan sanksi skorsing satu semester karena pelanggaran tata tertib kampus yang berulang.
  • HMI melakukan demonstrasi memprotes skorsing tersebut.
  • Bendera HMI dirusak, memicu kericuhan dan demonstrasi susulan.
  • Terjadi dugaan pengeroyokan terhadap mahasiswa STIKES oleh massa HMI.
  • Pihak kampus dan HMI telah mencapai kesepakatan damai dan pihak kampus meminta maaf atas insiden perusakan bendera.
  • Kasus dugaan pengeroyokan dilaporkan ke polisi dan masih dalam proses penyelidikan.