Peran Kritis Suami dalam Mendukung Ibu Menyusui: Lebih dari Sekedar Dukungan Finansial

Peran Kritis Suami dalam Mendukung Ibu Menyusui: Lebih dari Sekedar Dukungan Finansial

Masa menyusui bagi seorang ibu merupakan periode krusial yang membutuhkan dukungan penuh, tidak hanya secara finansial, namun juga emosional dan fisik. Peran suami dalam proses ini jauh melampaui sekadar pemenuhan kebutuhan materi; keterlibatan aktif suami terbukti signifikan dalam kelancaran produksi ASI dan kesejahteraan ibu pasca persalinan. Hal ini ditegaskan oleh dr. Patricia Sowita, CIMI, seorang dokter laktasi, dalam acara Power Pump Mom! - Moms' Awarding & Gathering di Babywise BSD Flagship Store, Tangerang, Banten, Sabtu (8/3/2025).

Dr. Sowita menekankan bahwa dukungan suami yang berdampak positif terhadap produksi ASI tidak selalu berupa materi. Aksi-aksi sederhana, seperti menemani proses pumping di tengah malam, membantu mengurus bayi yang terbangun, atau sekadar membantu membersihkan botol susu, memiliki arti yang sangat besar bagi ibu menyusui. Tindakan-tindakan tersebut memberikan rasa hangat dan mengurangi beban psikologis ibu, yang pada gilirannya berpengaruh pada produksi hormon prolaktin, hormon utama yang bertanggung jawab atas produksi ASI. Lebih jauh lagi, keterlibatan suami dalam pengasuhan anak secara langsung meringankan beban kerja ibu, memungkinkan ibu mendapatkan istirahat yang cukup – faktor penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik, yang secara langsung mempengaruhi produksi ASI.

Kondisi emosional ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi ASI. Stres, kelelahan, dan baby blues dapat mengganggu produksi ASI. Oleh karena itu, dukungan emosional suami menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan mental ibu. Membiarkan istri beristirahat cukup, mendukung hobi dan aktivitas yang menyenangkan, serta menciptakan lingkungan rumah yang tenang dan harmonis adalah bentuk dukungan yang sangat berharga. Hal ini akan membantu mencegah munculnya baby blues dan menjaga agar produksi ASI tetap lancar.

Selain dukungan emosional dan praktis, suami juga dapat memberikan dukungan fisik yang konkret. Salah satunya adalah dengan memberikan pijatan oksitosin kepada istri. Pijatan ini terbukti mampu meningkatkan hormon oksitosin, yang sering disebut sebagai hormon cinta, dan berkontribusi pada peningkatan produksi ASI. Selain itu, pijatan oksitosin juga dapat membantu mencegah mastitis, peradangan pada jaringan payudara yang sering dialami ibu menyusui. Pijatan ini pun menjadi momen intim yang mempererat ikatan antara suami dan istri, menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung bagi proses menyusui.

Kesimpulannya, peran suami dalam proses menyusui sangatlah krusial dan multidimensi. Dukungan yang diberikan tidak hanya berkisar pada aspek finansial, tetapi juga mencakup dukungan emosional, praktis, dan fisik. Keterlibatan aktif suami dalam pengasuhan anak dan pemberian dukungan penuh kepada istri akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu menyusui, menjamin kelancaran produksi ASI, dan memastikan tumbuh kembang bayi yang optimal. Dengan demikian, masa menyusui menjadi pengalaman yang positif, nyaman, dan penuh kebahagiaan, bukan beban yang berat bagi ibu.