Ramai Pasar Tanah Abang Menurun Signifikan Jelang Lebaran

Ramai Pasar Tanah Abang Menurun Signifikan Jelang Lebaran

Menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini, pusat perbelanjaan ternama Tanah Abang, Jakarta, menunjukan keramaian yang jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Alih-alih dipadati pengunjung hingga sulit bergerak seperti tahun-tahun sebelumnya, suasana pasar terkesan lebih longgar dan bahkan cenderung sepi di sejumlah area. Para pedagang mengeluhkan penurunan signifikan jumlah pembeli yang berdampak langsung pada pendapatan mereka.

Edo, seorang pedagang pakaian di Tanah Abang yang telah berjualan selama lebih dari satu dekade, menggambarkan perbedaan mencolok tersebut. "Tahun lalu, pembeli berdesakan seperti tawaf, jalan saja susah, sangat padat," kenang Edo. Berbeda dengan tahun ini, ia menggambarkan situasi yang jauh lebih lengang, bahkan menyebutnya cukup untuk bermain sepak bola di beberapa koridor. "Sekarang malah longgar, bisa main bola saking sepinya," ujarnya sembari tersenyum getir.

Edo juga mengingat antusiasme pembeli tahun lalu yang berebut pakaian hingga saling bersahutan, "Buat saya! Buat saya!" teriakan tersebut kini tak terdengar lagi. Penurunan jumlah pembeli yang dirasakan Edo cukup drastis, mencapai sekitar 50 persen. Jika tahun lalu ia mampu melayani hingga 150 pembeli per hari, kini jumlahnya hanya sekitar 75 orang.

Novi, pedagang lainnya, turut mengamini kesepian yang melanda Tanah Abang tahun ini. "Kalau sekarang bisa dibilang sepi banget. Tahun lalu, dari pagi sampai sore pembeli berdesak-desakan," kata Novi. Ia menjelaskan, tahun lalu, tokonya dipenuhi pembeli sejak pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Situasi ramai hanya berlangsung sekitar dua jam pada tahun ini, sisanya sepi. Kondisi ini tentu berdampak pada pendapatannya yang turun hingga 50 persen, dari Rp 10 juta per hari menjadi sekitar Rp 5 juta.

Penurunan jumlah pembeli di Tanah Abang menjelang Lebaran ini menjadi indikator yang patut dikaji lebih lanjut. Berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi masyarakat hingga perubahan tren belanja, mungkin turut berkontribusi pada penurunan signifikan ini. Para pedagang berharap situasi akan membaik di hari-hari menjelang Lebaran, namun kekhawatiran tetap ada mengingat penurunan yang cukup signifikan ini.

Faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada penurunan ini perlu diteliti lebih lanjut untuk mencari solusi bagi para pedagang.