Ketegangan AS-Rusia Meningkat: Moskow Tolak Keterlibatan Utusan Khusus AS dalam Perundingan Ukraina
Ketegangan AS-Rusia Meningkat: Moskow Tolak Keterlibatan Utusan Khusus AS dalam Perundingan Ukraina
Moskow secara tegas menolak keterlibatan utusan khusus Amerika Serikat, Letjen (Purn.) Keith Kellogg, dalam negosiasi tingkat tinggi untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Penolakan ini, yang disampaikan kepada pemerintahan AS, didasarkan pada persepsi Moskow bahwa Kellogg terlalu pro-Ukraina dan menunjukkan bias yang signifikan dalam pandangannya terhadap konflik tersebut. Beberapa sumber di pemerintahan Rusia yang dikutip oleh Reuters menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan publik Kellogg yang keras mengkritik agresi Rusia, menjadi faktor penentu penolakan ini.
Kellogg, yang memiliki rekam jejak panjang dalam diplomasi dan keamanan nasional AS, pernah menjabat sebagai Kepala Staf Dewan Keamanan Nasional di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump dan sebagai penasihat keamanan nasional untuk Wakil Presiden Mike Pence. Pengalamannya yang luas dalam bidang ini membuatnya menjadi figur yang berpengaruh, namun sikapnya yang vokal terhadap invasi Rusia ke Ukraina telah mengundang kontroversi. Pernyataan-pernyataan Kellogg, seperti kecamannya terhadap serangan Rusia pada hari Natal di Ukraina yang ia sampaikan melalui media sosial X, dianggap oleh Moskow sebagai bukti bias yang tidak dapat diterima dalam seorang mediator potensial.
Pertemuan-pertemuan Kellogg dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv dan para pemimpin NATO di Eropa semakin memperkuat persepsi Moskow tentang keterlibatannya yang berat sebelah. Meskipun beberapa pendukung Trump mengkritik Kellogg karena dianggap terlalu keras terhadap Rusia, Ia tetap mempertahankan dukungannya pada beberapa kebijakan Trump terkait Ukraina, termasuk penangguhan sebagian informasi intelijen untuk Kyiv. Namun, ketidakhadirannya dalam beberapa pertemuan penting baru-baru ini, termasuk pertemuan antara Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dengan delegasi Ukraina di Arab Saudi, serta pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat Rusia di Arab Saudi pada Februari lalu, telah memicu spekulasi.
Pemerintah AS, melalui juru bicara Dewan Keamanan Nasional James Hewitt, menegaskan bahwa ketidakhadiran Kellogg tidak terkait dengan permintaan Rusia. Hewitt juga menekankan peran penting Kellogg dalam upaya perdamaian, mengatakan bahwa Presiden Trump telah menggunakan berbagai pejabat senior untuk membantu menyelesaikan konflik secara damai. Saat ini, AS dan Ukraina telah mencapai kesepakatan prinsip untuk gencatan senjata selama 30 hari, namun keputusan akhir tetap berada di tangan Rusia. Jika kesepakatan tercapai, perundingan lebih lanjut akan segera dimulai.
Situasi ini menunjukkan meningkatnya ketegangan antara AS dan Rusia dalam konteks konflik Ukraina. Penolakan Moskow terhadap keterlibatan Kellogg menyoroti betapa sulitnya mencapai solusi diplomatik yang diterima semua pihak, dan mempertanyakan peran potensial para mediator internasional dalam proses perdamaian yang rumit ini. Ketidakhadiran Kellogg dalam pertemuan-pertemuan kunci juga menimbulkan pertanyaan tentang strategi AS dalam upaya mediasi konflik tersebut. Apakah keputusan untuk tidak memaksakan keterlibatan Kellogg adalah strategi yang tepat, atau justru akan menghambat upaya perdamaian? Pertanyaan ini masih menunggu jawaban, dan akan terus menjadi sorotan di tengah ketidakpastian situasi geopolitik saat ini.