Perubahan Pola Makan dan Istirahat Selama Ramadan: Dampaknya terhadap Siklus Menstruasi
Perubahan Pola Makan dan Istirahat Selama Ramadan: Dampaknya terhadap Siklus Menstruasi
Bulan Ramadan, dengan ibadah puasa dan perubahan pola hidup yang menyertainya, seringkali memunculkan pertanyaan mengenai dampaknya terhadap kesehatan, termasuk siklus menstruasi. Fenomena keterlambatan menstruasi selama Ramadan menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan sejumlah perempuan melaporkan pengalaman serupa. Perubahan pola makan dan jam istirahat yang signifikan selama bulan puasa diduga menjadi faktor utama penyebabnya. Penjelasan lebih rinci disampaikan oleh dr. Muhammad Fadli, SpOG, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Menurut dr. Fadli, perubahan pola makan, terutama defisit kalori akibat puasa, dapat mempengaruhi kadar hormon estrogen dalam tubuh. Penurunan kadar estrogen secara tiba-tiba berpotensi mengganggu siklus menstruasi. Hal ini juga serupa dengan efek yang dialami pada mereka yang menjalani diet intermittent fasting. Selain itu, waktu istirahat yang lebih sedikit selama Ramadan turut berkontribusi. Kurang istirahat memicu peningkatan hormon stres kortisol, yang kemudian mempengaruhi hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone). Ketidakseimbangan hormon FSH dan LH dapat menghambat proses ovulasi, sehingga siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
Lebih lanjut, dr. Fadli menekankan bahwa meskipun perubahan pola makan dan istirahat selama Ramadan seringkali menjadi penyebab keterlambatan menstruasi, kemungkinan lain juga perlu dipertimbangkan. Kelainan pada organ reproduksi juga dapat memicu perubahan siklus menstruasi yang tidak normal. Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jika mengalami gangguan menstruasi yang berlangsung dalam beberapa siklus berturut-turut.
Ciri-ciri Siklus Menstruasi Normal:
- Siklus menstruasi 28 hari (± 7 hari)
- Durasi menstruasi 3-10 hari
- Nyeri yang tidak mengganggu aktivitas atau memerlukan konsumsi obat
- Volume darah menstruasi tidak berlebihan
Diagnosa yang tepat mengenai penyebab gangguan menstruasi membutuhkan pemeriksaan medis yang komprehensif. Pemeriksaan USG dapat membantu mendeteksi kelainan organ reproduksi. Jika tidak ditemukan kelainan organ, pemeriksaan kadar hormon FSH dan estrogen diperlukan untuk mengevaluasi keseimbangan hormon. Kondisi medis lain, seperti diabetes mellitus, juga perlu dipertimbangkan sebagai faktor penyebab.
Kesimpulannya, perubahan siklus menstruasi selama Ramadan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, terutama perubahan pola makan dan istirahat. Namun, perlu kewaspadaan dan pemeriksaan medis jika mengalami gangguan menstruasi yang berkelanjutan, guna memastikan tidak ada kelainan organ reproduksi atau kondisi medis lain yang mendasarinya. Konsultasi dengan dokter spesialis kandungan sangat dianjurkan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.