Sistem Sanitasi Canggih Abad ke-7 di Istana Donggung, Korea Selatan

Sistem Sanitasi Canggih Abad ke-7 di Istana Donggung, Korea Selatan

Penemuan arkeologis terbaru di kompleks Istana Donggung, Korea Selatan, telah mengungkap sebuah sistem sanitasi yang luar biasa canggih untuk standar abad ke-7 Masehi. Penggalian di situs reruntuhan istana tersebut, yang merupakan tempat peristirahatan tepi danau megah dengan lebih dari 26 bangunan untuk penyelenggaraan berbagai festival dan jamuan kerajaan, telah membuahkan hasil yang signifikan. Para peneliti dari Dinas Warisan Korea menemukan sebuah struktur kecil dua ruangan yang di dalamnya terdapat sebuah toilet siram yang berusia 1.300 tahun, sebuah teknologi yang mengejutkan para ahli mengingat usianya.

Sistem toilet ini, yang digambarkan sebagai inovatif untuk masanya, terdiri dari lubang di tengah lempengan granit yang dipotong dengan cermat. Di kedua sisi lubang terdapat batu pijakan yang lebar. Para arkeolog menduga bahwa limbah dari toilet ini disalurkan ke sebuah ruang penampungan bawah tanah, kemudian dialirkan ke saluran pembuangan menuju jalur air terdekat. Proses pembuangan limbah ini kemungkinan besar dilakukan oleh pelayan istana yang menyiram lubang tersebut dengan air. Bukti ini didukung oleh temuan serupa di beberapa jamban atau toilet portabel pada masa itu. Lokasi toilet di dalam istana, khususnya yang diduga digunakan oleh putra mahkota dan dayang-dayangnya, menandakan statusnya sebagai fasilitas kerajaan yang istimewa dan mencerminkan perhatian terhadap kebersihan dan kenyamanan penghuninya.

Temuan ini diperkuat oleh berbagai bukti sejarah. Dokumen-dokumen kuno, termasuk yang menyebutkan dua bunga teratai yang mekar di salah satu toilet di istana, mendukung keberadaan sistem sanitasi ini. Lebih lanjut, material bangunan toilet, yang terbuat dari granit dan batu, serupa dengan material yang ditemukan di situs arkeologi lain dari periode Silla Bersatu, seperti Kuil Bulguksa dan Kuil Hwangryongsa. Kesamaan material ini menunjukkan keseragaman teknologi dan standar konstruksi pada masa tersebut. Istana Donggung sendiri dibangun pada tahun 674 M, selama periode keemasan Kerajaan Silla, yang dikenal akan kemajuannya dalam berbagai bidang, termasuk arsitektur dan teknik sipil.

Kompleks Istana Donggung, yang terletak di Kolam Wolji—danau buatan dengan tiga pulau di tengahnya dan banyak paviliun—adalah contoh luar biasa pembangunan taman dan danau pada masanya. Situs ini, yang mulai digali dan direkonstruksi pada pertengahan tahun 1970-an, telah menghasilkan berbagai artefak berharga selain toilet siram, termasuk batu bata hias, mangkuk, dan piring. Penemuan ini memberikan gambaran lebih komprehensif tentang kehidupan dan teknologi di era Silla Bersatu.

Meskipun penemuan ini sangat signifikan, perlu dicatat bahwa toilet siram di Istana Donggung bukanlah yang tertua yang pernah ditemukan. Penemuan serupa, bahkan lebih tua, telah dilaporkan di China (berusia 2.400 tahun) dan Yerusalem (bukti parasit menunjukkan adanya sanitasi yang kurang baik di daerah tersebut pada masa yang sama). Namun, penemuan di Korea Selatan tetap menjadi bukti nyata kecanggihan teknologi sanitasi pada abad ke-7 di Semenanjung Korea dan memberikan kontribusi berharga bagi pemahaman kita tentang sejarah teknologi dan kehidupan di istana kerajaan pada masa itu. Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menggali lebih dalam informasi tentang sistem sanitasi di istana ini.

Kesimpulan: Penemuan ini memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan sehari-hari di kalangan elit Kerajaan Silla. Lebih dari sekadar toilet, temuan ini memperlihatkan tingkat kecanggihan teknologi dan perencanaan perkotaan pada masa itu, sekaligus menggarisbawahi pentingnya kebersihan dan kenyamanan dalam lingkungan kerajaan.