Banjir Kali CBL Rendam 100 Hektare Sawah di Babelan, Petani Antisipasi Kekeringan
Banjir Kali CBL Rendam 100 Hektare Sawah di Babelan, Petani Antisipasi Kekeringan
Luapan Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) masih merendam ratusan hektare lahan pertanian di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Berdasarkan pantauan pada Sabtu (15 Maret 2025), sekitar 100 hektare sawah masih tergenang air, sebuah penurunan signifikan dari 200 hektare yang terendam pada awal Maret. Meskipun debit air Kali CBL telah menurun, dampaknya terhadap sektor pertanian di wilayah tersebut tetap terasa signifikan.
Kepala Desa Buni Bakti, Sidi Sumardi, menjelaskan bahwa penurunan luas area persawahan yang terendam merupakan hasil dari surutnya air Kali CBL. Namun, situasi ini memunculkan kekhawatiran tersendiri di kalangan petani. Alih-alih menguras sawah mereka yang terendam, banyak petani yang memilih untuk membiarkannya tergenang. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipatif terhadap potensi kekeringan yang mengancam pada musim tanam mendatang.
"Sekarang berkurang 50 persen, yang tadinya 200 hektare, sekarang masih 100 hektare," ujar Sidi Sumardi saat diwawancarai di Desa Buni Bakti. Menurutnya, keputusan untuk membiarkan sawah terendam merupakan strategi petani untuk mengamankan sumber air irigasi. Dengan menjaga genangan air, petani berharap dapat mengurangi kesulitan dalam memperoleh air untuk menanam bibit padi pada musim tanam berikutnya. Hujan yang telah berhenti beberapa hari terakhir semakin memperkuat kekhawatiran akan kekurangan air tersebut.
Para petani saat ini sedang mempersiapkan diri untuk masa tanam berikutnya. Proses pengadaan bibit padi sedang berlangsung. Ketiadaan pasokan air yang memadai menjadi tantangan besar yang mereka hadapi. Genangan air dari luapan Kali CBL, meskipun menimbulkan kerugian sementara, diharapkan dapat menjadi cadangan air yang krusial untuk keberhasilan panen mendatang. Situasi ini menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya air dan antisipasi terhadap dampak perubahan iklim bagi sektor pertanian di wilayah tersebut.
Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu memperhatikan kondisi ini dan memberikan dukungan kepada para petani di Desa Buni Bakti. Bantuan berupa penyediaan infrastruktur irigasi yang memadai, program-program pertanian yang tangguh terhadap bencana, serta edukasi mengenai pengelolaan air yang efisien dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani di wilayah tersebut. Ketahanan pangan dan kesejahteraan petani harus menjadi prioritas utama dalam penanganan dampak banjir dan antisipasi terhadap potensi kekeringan yang terus mengancam.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Luas lahan sawah terdampak banjir: 100 hektar (penurunan dari 200 hektar).
- Penyebab banjir: Luapan Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL).
- Strategi petani: Membiarkan sawah terendam untuk menyimpan cadangan air.
- Kekhawatiran petani: Kekeringan yang mungkin terjadi saat masa tanam.
- Langkah antisipasi: Pengadaan bibit padi dan antisipasi terhadap potensi kekeringan.